Jakarta, Gatra.com - Kolaborasi Kemendikbudristek dan Kadin Indonesia mendorong akselerasi program Sekolah Ekspor. Harapannya, lewat wadah tersebut mahasiswa dapat mengenal lebih jauh seluk beluk dunia perdagangan internasional.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mengatakan pengenalan kerja eksportir pada mahasiswa menjadi penting. Tak pelak, selama tiga tahun belakangan 2.200 eksportir muda sudah diberi pelatihan tentang hal tersebut.
“Yang dikatakan bukan hanya dasar teori, tapi juga dimentori oleh para eksportir senior tanah air, termasuk ikut trade expo di Singapura tahun lalu,” ujar Nizam saat hadir dalam Konferensi Kolaborasi Ekspor Nasional 2023 di Jakarta, Senin (19/6).
Saat ini, Sekolah Ekspor sudah menggandeng Korea Trade Agency (KOTRA) untuk memberikan pengembangan pada mahasiswa soal perdagangan internasional. Langkah ini diharapkan bisa melahirkan eksportir muda dari dalam negeri.
“Selain itu, kolaborasi ini bekerjasama lebih erat lagi antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam perdagangan ini,” tuturnya.
Hasil dari pelatihan, sambung Nizam, sekitar 300 mahasiswa saat ini sudah berkiprah menjadi eksportir yang menghubungkan negara dari eropa hingga ke negara-negara ASEAN.
Produknya pun beragam, mulai dari fashion, makanan, pertanian, dan kerajinan. Potensi ini yang akan banyak digali. Supaya mahasiswa nantinya bisa melanjutkan karir menjadi entrepreneur pasaka lulus kuliah.
“Sehingga, cita-citanya tidak melulu menjadi ASN, pekerja kantoran, dan sebagainya. Bisa juga menjadi wirausahawan,” paparnya.
Sementara itu, Director General of Development and Cooperation Office, Park Chul Ho, meyakini bahwa kolaborasi dalam Sekolah Ekspor dapat mengembangkan hubungan bilateral kedua negara.
“Utamanya, dalam penumbuhan investor dari Korea yang bisa hadir ke Indonesia,” ujarnya.