Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur DIY, sekaligus raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, terkejut dengan hasil riset peneliti Jepang yang selama 5 tahun meneliti melinjo di Yogyakarta. Melinjo punya banyak khasiat mencegah penyakit, termasuk kanker.

Hal itu disampaikan ilmuwan Universitas Keio Jepang, Prof. Mitsuhiro Watanabe, usai bertemu dengan Sultan, Rabu (14/6), untuk melaporkan hasil penelitiannya terhadap tanaman melinjo dan bangle.

Riset tersebut menunjukkan, banyak penyakit dapat dicegah oleh dua tanaman tersebut. "Senyawa aktif dari mlinjo yakni gnetin C bisa mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan gaya hidup dari orang-orang zaman sekarang," ujar Watanabe dikutip dari keterangan resmi Pemda DIY.

Sejumlah penyakit tersebut, antara lain obesitas, diabetes, dan fatty liver. "Melinjo bahkan bisa mencegah kanker pada manusia. Kalau bangle, bisa mencegah dan mengobati orang-orang yang terkena penyakit gangguan sel saraf otak, seperti demensia alzheimer, dan Parkinson,” ucapnya.

Watanabe menyatakan, Indonesia memiliki banyak tanaman obat yang luar biasa khasiatnya. Sayangnya, sampai saat ini tanaman-tanaman berkhasiat tersebut belum diteliti secara detail. Melihat potensi dari tanaman melinjo dan bangle di DIY, ia pun melakukan riset menggunakan teknologi-teknologi terbaru di Universitas Keio Jepang.

“Saya pribadi berharap, hasil penelitian saya ini bisa menjadi sesuatu yang menginternasional dari Yogyakarta. Tidak hanya mengumpulkan data saja, tapi kami juga mencari tahu soal mekanismenya agar khasiat yang diteliti bisa lebih efektif,” imbuhnya.

Menurut Watanabe, selain kaget, Sultan juga menyampaikan bahwa obat-obatan kimiawi memang bisa menyembuhkan, tetapi tidak baik bagi tubuh manusia. Jadi dua bahan alami ini dapat dibuat sebagai obat tradisional.

“Sultan mendukung sekali pengembangan penelitian kami ini. Karena nantinya dapat dihasilkan obat-obatan yang natural dan banyak manfaatnya untuk tubuh manusia,” tuturnya.

Watanabe menambahkan, ia ingin menggali lebih jauh kandungan melinjo dan bangle dan melakukan penelitian langsung ke manusia. “Penelitian pada manusia ini memerlukan dana yang luar biasa besar. Namun tetap harus dilakukan,” pungkasnya.