Jakarta, Gatra.com- Pemerintah Indonesia kini tengah menyiapkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada Myanmar yang dilanda bencana Siklon Mocha pada 14 Mei 2023 lalu. Pemberian bantuan ini sebagai bentuk persaudaraan sesama anggota perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara, ASEAN.
Siklon Mocha adalah siklon tropis kuat mematikan di Samudra Hindia Utara yang melanda Myanmar dan sebagian Bangladesh pada Mei 2023. Menurut pemerintah Myanmar, sedikitnya 460 orang tewas dan ratusan lainnya hilang, sebagian besar adalah pengungsi Rohingya.
Karena itu pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan kemanusiaan. Demikian Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi kepada pers setelah rapat tingkat menteri di Jakarta, Rabu (14/6).
Rapat dihadiri antara lain Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, plt. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Sorni Paskah Daeli, Deputy Chief of Mission Kedubes RI di Canberra Moh. Syarif Alatas, Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes RI di Yangon Dicky Komar, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu Teuku Faizasyah, Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara, Kepala Biro Kerja sama Teknik Luar Negeri Noviyanti, Direktur Pengawasan Sosial dan Penanganan Bencana BPKP Wawan Yulianto.
"Indonesia akan memberikan bantuan dalam kapasitas sebagai sesama anggota ASEAN. Apalagi Indonesia sekarang berada dalam posisi sebagai Chairman dari keketuaan ASEAN, sehingga posisi Indonesia tentu saja strategis dalam kaitannya dengan pemberian bantuan ini," ucapnya.
Bencana Siklon Mocha di Myanmar mengakibatkan sebanyak 3,4 juta orang dan sekitar 1,6 juta orang di antaranya merupakan penyintas yang menjadi sasaran bantuan kemanusiaan di daerah Rakhine, Chin, Magway, Sagaing, dan Kachin.
Muhadjir menyebut, saat ini fokus penanganan bencana kepada transisi darurat menuju pemulihan, sehingga memerlukan bantuan yang bersifat jangka panjang.
"Bantuan tersebut seperti kebutuhan rekonstruksi atau pertukangan, bantuan pangan bergizi, penyediaan layanan kesehatan esensial, termasuk air bersih, sanitasi, dan respons cepat terhadap penyakit yang mudah menular," jelasnya.
Nantinya barang yang akan diberikan sebanyak 9 jenis, terdiri dari: terpal, tenda keluarga, matras, tenda pengungsi, tool kit, generator, makanan siap saji, hygiene kit, dan selimut dengan total senilai Rp 7,133 milyar.
Bantuan ke Vanuatu
Terkait penanganan bantuan ke Republik Vanuatu, Menko PMK mengatakan, pemerintah Indonesia saat ini tengah mempercepat tindak lanjut pemberian bantuan berupa rehabilitasi ruang VIP Bandara Port Villa. Progresnya saat ini sedang dalam tahap perencanaan dan ditargetkan selesai pada bulan Juli tahun 2023.
"Sudah saya serahkan langsung dengan Kepala BNPB. Saat ini sudah dalam tahap perencanaan dan akan dilaksanakan pada bulan juni ini serta diperkirakan rampung pada bulan Juli tahun ini,” ujar Muhadjir.
Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga telah menunjuk PT Pembangunan Perumahan (PT. PP) sebagai pelaksana proyek rehabilitasi. Sedangkan dana yang akan digunakan adalah dana siap pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Perhitungan sementara besaran anggaran rehabilitasi ruang VIP Bandara Internasional Vanuatu adalah Rp 10 milyar - Rp 14 milyar, dengan asumsi luas yang akan dibangun 860 m2 - 1.000 m2. Jumlah besaran pastinya sedang dihitung terlebih dahulu," tambahnya.
Sebelumnya, pada bulan Mei lalu, Indonesia juga telah memberikan bantuan dalam bentuk logistik kebutuhan dasar yang terdiri atas tenda pengungsi, tenda keluarga, generator, velbed, hygiene kit, sweater dan jaket anak, jaket dewasa, perkakas tukang, paket sembako, lampu solar, dan gergaji mesin.