London, Gatra.com - Polisi Inggris masih menginterogasi seorang pria yang dicurigai melakukan penembakan dan penikaman yang menewaskan tiga orang dan seorang lainnya dalam kondisi kritis, pada serangan van di kota Nottingham, Inggris tengah, Selasa lalu (13/6).
Reuters, Rabu (14/6) melaporkan, sebelumnya, dua remaja berusia 19 tahun, seorang pria dan seorang wanita yang merupakan mahasiswa, ditemukan tewas di jalan pusat kota, dengan luka tusukan setelah polisi disiagakan sekitar pukul 04.00 pagi (03.00 pagi GMT) pada hari Selasa.
Seorang pria berusia 50 tahun lainnya juga ditemukan tewas dengan luka pisau di jalan sekitar 3 km jauhnya.
Sebuah van, yang dicuri dari korban berusia 50 tahun, itu kemudian dikemudikan ke arah tiga orang, menyebabkan satu orang terluka parah di rumah sakit.
Setelah kendaraan dihentikan, polisi menggunakan senjata bius untuk menangkap seorang pria berusia 31 tahun.
Petugas kontraterorisme terus membantu proses penyelidikan tersebut, namun Kepala Polisi Nottinghamshire Kate Meynell mengatakan bahwa mereka tetap berpikiran terbuka mengenai apa pun motif yang terjadi.
BBC melaporkan bahwa tersangka diyakini sebagai migran asal Afrika Barat, dengan riwayat masalah kesehatan mental.
"Kami masih dalam tahap awal penyelidikan dan perlu menentukan motif di balik serangan ini," kata Meynell.
Insiden tersebut mengejutkan kota, khususnya komunitas mahasiswa, dengan penduduk Nottingham menjadi tempat bagi dua universitas dengan lebih dari 50.000 mahasiswa.
Media Inggris mengatakan bahwa salah satu dari dua korban remaja, bernama Grace Kumar, pernah bermain hoki untuk tim Inggris U-18. Yang lainnya, Barnaby Webber, dan dikatakan sebagai pemain kriket yang rajin.
Mahasiswa University of Nottingham diserang saat mereka pulang dari pesta pasca ujian, sebagaimana Times melaporkan.
Orang tua Webber mengatakan bahwa putra mereka adalah seorang pemuda yang ganteng, cemerlang, cerdas, dengan segala sesuatu yang dinanti-nantikan dalam hidup.
"Kehancuran total tidak cukup untuk menggambarkan rasa sakit dan kehilangan kami atas pembunuhan yang tidak masuk akal terhadap putra kami," kata mereka dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke media.