Tangerang, Gatra.com - Elemen pemuda Pantura Kabupaten Tangerang membantah tudingan video tiktok dari akun @rakyatgenz yang belakangan viral menuding wilayah di pantura tertindas adanya mega proyek pengembang.
Aktivis mahasiswa Teluknaga, Abdul Mukti menegaskan video tiktok yang berjudul Kaum Tertindas Kabupaten Tangerang membahas sengketa lahan Pantai Indah Kapuk 2 hingga pungli dan mafia itu tidak akurat dan tendensius terkesan membentuk opini buruk di wilayah Pantura Kabupaten Tangerang.
"Orang yang berbicara di video platform tiktok diketahui bernama Putra Aji Sutaji ini kayak kurang literasi dan sumber yang disajikan tidak akurat dan juga tendensius, bicara seolah paling benar saja. Secara tidak langsung hanya bikin framing buruk atas kemajuan pembangunan di Pantura Kabupaten Tangerang," ujar Abdul Mukti kepada wartawan dalam keterangannya, Selasa (13/5/2023).
Pengurus Forum Aksi Mahasiswa Tangerang ini memastikan tuduhan-tudahan yang sampaikan oleh Putra Aji Sutaji melalui platform media sosial tidak benar adanya.
Mukti katakan, era digitalisasi komunikasi dan informasi memang membuat demokrasi semakin berkembang. Namun, penyampaiannya mesti bersifat data yang kredibel dan bisa dipertanggung jawabkan.
"Bro Putra Aji ini kan kalau dilihat kata-katanya lebih condong opini dia saja yang menampilkan judul berita media massa dan komentar sepihak tidak kroscek secara utuh ke lapangan cuma asal bunyi. Saya duga ini orang bukan orang pantura nih, jadi serampangan bicaranya," ujarnya.
Dirinya berharap, Tiktokers bernama Putra Aji Sutaji meminta maaf secara terbuka atas penyampaian yang dinilai merugikan masyarakat Pantura Kabupaten Tangerang.
"Bahaya ini, pernyataannya kontradiktif sama realita. Harus segara minta maaf itu orang sudah mencoreng nama baik Kabupaten Tangerang khususnya Pantura," kata Mukti.
Koordinator Gerakan Mile-Zilenial Tangerang (Gemilang) Irfan Maulana berpendapat tiktokers akun @rakyatgenz asal bunyi mempersoalkan wilayah di Kabupaten Tangerang terkhusus di pantura. Sehingga, kata dia capaian yang didapat hanya viral tapi hoaks.
"Numpang tenar dia, asal bunyi bicaranya kalau kritis by data dong terjun langsung validasi kelapangan. Seperti itu kan jadinya cuma numpang viral tapi omongannya hoax, fitnah kepada pemerintah daerah, aparat penegak hukum, warga pantura dan pihak swasta," ujarnya.
Pemuda berprofesi konsultan hukum asal Mauk ini menilai, penyampaian tiktokers itu di area tepi jurang yang bisa membuat terjatuh.
"Artinya penyampaian opini dia di media sosial berikut data-data judul berita disajikan belum teruji kebenarannya bisa tersandung hukum melanggar UU ITE," pungkasnya.
Irfan mengungkap dirinya sebagai aktivis mahasiswa, kritik atau menyampaikan aspirasi kepada pemerintah didahulukan kajian yang matang.
"Jadi tidak sembarangan, kita kritis kepada pemerintah tapi tabayun kita kroscek dan terjun langsung dahulu ke lapangan. Apalagi ini menyampaikan opini melalui video di media sosial sok kritis tapi pakai informasi hoaks jadi ikut menebar hoaks," ujarnya.
Sementara, mengutip dari tiktokers akun @rakyatgenz diketahui bernama Putra Aji Sutaji membahas Kabupaten Tangerang dengan judul 'Kaum Tertindas Kabupaten Tangerang'.
Dikatakan, Kabupaten Tangerang wilayah termiskin nomor 3 di Provinsi Banten yang berturut turut selalu ada di jajaran klasemen ketiga teratas.
"Loh kok bisa sih padahal kan, Kabupaten Tangerang banyak pabrik di-support swasta antara lain, Summarecon, BSD dan Citra Raya jelas semua itu berdampak karena banyaknya permainan licik temen-temen. Dari tangan-tangan oknum di wilayah pembangunannya," ujarnya.
Lanjutnya, untuk itu, ia tak heran jika Kabupaten Tangerang masuk banyak truk besar pengangkut pasir atau batu truk sampai kasus kecelakaan.
"Sampai banyak yang bilang kalau lewat Kabupaten Tangerang siapin nyawa di dalam kantong, apalagi kalau tengah malam gila co, gelap banget bos," ucapnya.
"Anehnya Kabupaten Tangerang itu tetangga dari Jakarta. Kok bisa sih seburuk ini fasilitasnya. Kasus banjir jalan rusak sampai jalan berlumpur aja ada di Kabupaten Tangerang, jangan harap dapat penerangan kalau nggak ada rumah warga ataupun orang jualan dipinggir jalan," ucapnya lagi.
Kasus kemiskinan, kasus penyakit, kasus kecelakaan, menurut Putra Aji tak main-main buruknya. Apalagi, kata dia, kita sebagai masyarakat Banten atau provinsi lain, sudah memahami juga persoalan maraknya kasus sengketa lahan di Indonesia.
"Banyak warga Kabupaten Tangerang jadi kaum tertindas, perampasan hak dan lemahnya dukungan hukum seakan mereka menjadi domba dituntut untuk mengikuti alur permainannya dari para oknum tangan tangan licik di balik kalimat pembangunan. Coba aja kalian bisa bayangin miliaran sampai triliunan rupiah dibalik pembangunan swasta tapi gak sebanding dengan keadaan di Kabupaten Tangerang," klaimnya.
Kasus ini, lanjutnya, semakin marak ketika adanya mega proyek PIK2. Di sisi lain, dirinya menuding Kabupaten Tangerang para kadesnya terdiri dari oknum dinasti, apalagi menjadi kades sampai harus bayar 2 miliar.
"Terus kalau sudah bayar dan jadi kades gimana ya? Ya kalian tahu lah jawabannya, mereka bakal putar otak buat balikin modal maka dari itu wajar nih dana desa pun dikorupsi karena mahalnya jadi kades terus sekarang warga Kabupaten Tangerang harus berharap ke siapa? Kalau beberapa oknum kades aja orang yang harusnya kita percaya buat pembangunan desa malah ikut bermain," terangnya.
Sementara itu, di bagian II video tersebut menuding pembangunan PIK2 di Kabupaten Tangerang berdampak rakyat menjadi tertindas.
"Kalian tahu PIK2 dibalik konsep modernisasi PIK2 masih banyak rakyat tertindas disana seharusnya ini jadi perhatian kita semua. Tangis masyarakat disana ditekan habis oleh oknum mafia pembangunan PIK2 tuh luas loh," ujarnya.
Kata tiktokers ini, di area Pantura Kabupaten Tangerang sana program pembangunannya total sejauh 51 km bahkan melebar ke Pakuhaji, Teluknaga, Mauk sampai Kronjo.
"Lagi-lagi ini soal pembebasan lahan kan, banyak banget loh rakyat yang terpaksa menjual tanahnya dengan harga murah karena adanya tekanan para mafia tanah yang bekerjasama dengan perusahaan proyek itu dan kita harus berharap ke siapa sekarang?," ujarnya.