Padang, Gatra.com Kegiatan Pekan Nasional (Penas) ke-XVII dalam sesi Temu Wicara dengan Pejabat Negara di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) sempat ricuh.
Kericuhan ini lantaran banyaknya peserta diskusi yang tergabung dalam Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) se-Indonesia yang hadir rebutan mengajukan pertanyaan. Terlebih banyak unek-unek yang dirasakan tak tersampaikan ke pemerintah.
Akibatnya, moderator hingga pemateri pada diskusi sesi pertama pada Minggu, (11/6) itu jadi sasaran ancaman peserta KTNA. "Izin moderator, dari Aceh Pak, Aceh Pak. Kalau tidak diberikan kesempatan kami lebih baik pulang Pak," kata Syahril (51) anggota KTNA Aceh.
Kata-kata ancaman itu berulang kali diucapkan Syahril karena tidak mendapat kesempatan untuk menyampaikan keluhan terkait pertanian. Namun di menit terakhir, dia mendapat kesempatan menyampaikan unek-uneknya, terutama terkait pupuk bersubsidi.
"Kenapa pupuk bersubsidi untuk petani sawit dihapuskan Pak, daerah saya itu 70 persen petani sawit Pak. Masyarakat hanya punya sawit satu-dua hektare Pak, bukan puluhan hektare," tegasnya yang disambut. "Gak jadi pulang?" tanya moderator.
Begitu pula dengan Sarpudin, juga sangat mengeluhkan harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, yang mestinya harus ditetapkan standarisasi. "Harganya standarnya harus Rp2.500 ke atas Pak, jangan harga makin ke bawah," ucapnya.
Berbeda dengan Yusran Bemakmur (32) anggota KTNA Sulawesi Tenggara sangat merasa kecewa dalam acara itu, sebab tidak mendapatakan kesempatan menyampaikan pendapatannya. Padahal, yang bakal disampaikan sangat urgent untuk petani.
Yang lain mengeluh tentang sawit dan pupuk. Tapi kami dari petani pangan Holtikultura. "Kami penunjang kebutuhan masyarakat, kami petani padi sawah tak diberikan kesempatan berbicara," sebut Yusran dengan nada kesal.
Untuk diketahui, dalam sesi Temu Wicara menghadirkan menghadirkan Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto diwakili Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud. Lalu Ketua DPD RI, La Nyala Mahmud Mattalitti diwakili Bustami Zainudin selaku Wakil Ketua Komite II DPD RI.