Jakarta, Gatra.com – Sejumlah 198 calon advokat mengikuti try out Ujian Profesi Advokat (UPA) yang dihelat Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia Jakarta Barat (DPC Peradi Jakbar) secara hybrid pada Minggu (11/6).
“Try out ini sangat penting, kalau peserta DPC Jakbar ini mengikuti dengan benar, itu 99,9% bisa lulus ya, tapi berarti masih ada juga yang belum lulus,” kata Suhendra Asido Hutabarat, Ketua DPC Peradi Jakbar saat membuka Try Out UPA.
Ia menyampaikan, yang tidak lulus UPA yang dihelat DPN Peradi Ketua Umum (Ketum) Prof. Otto Hasibuan ini, bukan semata-mata karena kurang memahami atau menguasai materi standar yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi advokat.
“Kalau tadinya sudah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA)-nya dengan benar, tentunya tinggal try out dan ujian, tapi fisik juga harus dipersiapkan,” ujarnya.
Karena itu, Asido mendoakan agar para peserta try out tetap sehat hingga dapat mengikuti UPA secara baik. Ia juga mengimbau jangan terlambat saat akan mengikuti UPA atau malamnya malah happy-happy. “Besoknya malah enggak concern ngerjainnya. Jadi difokuskan,” ucapnya.
Sedangkan jumlah peserta try out UPA DPC Peradi Jakbar yang nyaris mencapai 200 orang, Asido menyampaikan, ini merupakan bukti kepercayaan masyarakat, khususnya para calon advokat kepada Peradi Ketum Prof. Otto Hasibuan.
“Ada 198 peserta, terdiri107 online dan 91 offline. Memang lagi-lagi menunjukkan animo yang besar untuk bisa bergabung menjadi advokat Peradi di bawah kepemimpinan Prof. Otto Hasibuan, sebagai satu-satunya organisasi advokat, single bar berdasarkan UU Advokat,” tandasnya.
Menurut Asido, tingginya minat calon advokat mengikuti seluruh proses yang harus dilalui untuk menjadi advokat Peradi Otto Hasibuan, ini juga menunjukkan bahwa mereka tahu organisasi single bar yang harus dipilih dan mengutamakan kualitas, meskipun banyak organisasi advokat yang menawarkan bisa menjadi advokat tanpa harus bersusah payah.
“Peradi kita ini sudah begitu besar, mendapat pengakuan masyarakat, jadi kalaupun ada organisasi lain, apalah namanya, tetap animo untuk bisa menjadi advokat dan bergabung di Peradi Prof Otto Hasibuan, organisasi single bar,” katanya.
Karena itu, Asido mengharapkan para peserta try out UPA yang dihelat DPC Peradi Jakbar bisa mengikutinya semaksimal mungkin sehingga ketika mengikuti UPA bisa mengerjakan dengan benar dan dapat lulus menjadi advokat.
“Harapan saya, bisa mengikuti try out dengan baik dan termasuk 99,9% yang lulus tersebut dan bisa bergabung dengan DPC Peradi Jakarta Barat,” katanya.
Wakil Ketua I DPC Peradi Jakbar, Nurkholis Cahyasa, menjelaskan yang harus dipersiapkan dan dilakukan peserta sebelum UPA DPN Peradi yang rencananya akan dihelat di Universitas Tarmanagara (Untar), Jakarta.
“Pertama, persiapkan diri. Persiapan diri itu ketika Bapak, Ibu akan menghadapi ujian, kondisi fisik harus fit, harus menjaga kebugaran dan istirahat cukup. Jangan sampai nanti pas ujian, Bapak, Ibu begadang, atau yang masih muda-muda ini dugem dulu malamnya,” ujar dia.
Ia mengingatkan demikian karena sempat ada dua calon advokat yang dari luar daerah, ketika sampai di Jakarta, malam jelang UPA malah dugem sehingga besoknya ngantuk. Akibatnya, tidak bisa menjawab soa-soal UPA. “Dua-duanya enggak lulus,” katanya.
Kedua, lanjut Nurkholis, UPA rencananya akan dihelat di Untar, Grogol, Jakbar. Bagi peseta UPA yang lokasinya relatif jauh dari lokasi, misalnya di Bekasi, Bogor, Tangerang, Depok, dan daerah lainnya, disarankan untuk menginap di hotel, apartemen, atau tempat lainnya yang lokasinya dekat dengan Untar.
“Pengalaman kami, banyak peserta yang terlambat. Panitia itu hanya beri waktu toleransi 10 menit terlambat. Ketika Bapak, Ibu terlambatnya lebih dari 10 menit, sudah enggak boleh masuk di ruangan. Otomatis tidak bisa mengikuti ujian,” katanya.
Selain itu, sehari sebelum pelaksanaan UPA, peserta disarankan untuk mengecek ruangan hingga lokasi tempat duduk agar besoknya sebelum UPA, sudah tahu persis denahnya. Pasalnya, di Untar ini terdiri dari beberapa lantai dan puluhan ruangan.
“Jadi Bapak Ibu pada Sabtu pagi, jam 8.00 itu sudah tidak mencari-cari lagi lantai berapa, ruangan berapa, kursi yang mana. Karena banyak terjadi peserta ini sudah capek, stres cari tempat saja pagi-pagi,” ujarnya.
Ketiga, membawa KTP, kartu UPA, dan perlengkapan ujian, yakni pensil 2B, penghapus, pulpen, peruncing pensil, dan tipeks. Panitia tidak menyediakan itu dan peserta tidak boleh meminjam kepada peserta lain.