Makkah, Gatra.com- Sekitar 30 persen atau sekitar 66.000 jemaah haji Indonesia adalah jemaah lanjut usia (lansia). Jemaah haji lanjut usia biasanya rawan terkena demensia yakni kondisi menurunnya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasa terjadi pada lansia.
Kepala Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, dr Edi Supriyatna, mengatakan, sampai dengan Selasa (6/6) pukul 17.30 waktu Arab Saudi, ada dua orang jemaah haji yang dirawat karena demensia. Penanganan jemaah haji yang mengalami demensia adalah memberikan stimulasi kognitif, yaitu dengan mengajak jemaah haji bercerita dan bersosialisasi.
"Maka sangat dibutuhkan dukungan dari keluarga atau teman-teman sekamarnya untuk bersosialisasi," kata Edi saat dihubungi di Makkah, Selasa (6/6).
Edi menyampaikan, jemaah haji yang mengalami demensia sebaiknya ditangani dahulu demensianya. Jika sudah tertangani dan pulih, bisa beraktivitas kembali termasuk melakukan sholat di Masjidil Haram.
Ia mengingatkan, tentunya bagi jemaah haji lansia untuk sholat di Masjidil Haram dibutuhkan pendamping, baik didampingi ketua regu maupun kepala rombongan. Bisa juga didampingi teman-temannya.
"Tentunya karena demensia itu terjadi pada jemaah haji lansia maka jika aktivitas ibadahnya memerlukan kursi roda diharapkan menggunakan kursi roda dalam aktivitas ibadah di Masjidil Haram," ujar Edi.
Edi menegaskan, intinya harus ada pendamping yang mendampingi jemaah haji lansia yang rawan demensia dalam setiap aktivitasnya.
Sebelumnya, Edi mengatakan bahwa jemaah haji lansia perlu didampingi. Di dalam kloter diterapkan strategi body system, artinya dalam satu kamar yang terdapat jemaah haji lansia didampingi oleh jemaah haji yang tidak lansia. Jadi sesama jemaah haji saling membantu.
"Kalau ingin melakukan aktivitas ibadah, itu (jemaah haji lansia) betul-betul didampingi, kalau perlu didampingi dalam melakukan ibadah gunakan kursi roda dan lain-lain dan terus didampingi sampai selesai ibadahnya," ujar Edi.
Edi menambahkan, jika jemaah haji lansia memiliki komorbid, tetap minum obat yang rutin diminum sejak dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakitnya tidak kambuh saat berada di Makkah.