Jakarta, Gatra.com – Vice President dentsu Indonesia, Janoe Arijanto, mengatakan, pihaknya mendukung program pemerintah untuk mencegah kerusakan lingkungan demi kehidupan generasi mendatang. Salah satunya, menggalakan penanaman bakau atau mangrove untuk menyerap emisi karbon.
Janoe di Jakarta, Selasa (6/6), menyampaikan, pihaknya melakukan penanaman bakau atau mangrove tersebut melalui gerakan One Day for Change. Ini merupakan salah satu fokus utama dari program dampak sosial (social impact) yang diinisasi pihaknya secara global.
“One Day for Change secara harfiah dan aksi nyata diharapkan memberikan dampak yang lebih besar di masa depan,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, One Day for Change 2023 juga menjadi ajang peluncuran inisiatif anyar program social impact dari dentsu Indonesia ‘Plant2Grow’. Ini merupakan sebuah inisiatif untuk melestarikan alam serta menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk generasi selanjutnya.
“Dentsu berkomitmen untuk melakukan kontribusi pada sektor lingkungan, terutama penanaman mangrove,” katanya.
Ia menjelaskan, rangkaian One Day for Change Indonesia diturunkan menjadi tiga aktivitas utama yang diselenggarakan secara bersamaan di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, yakni penanaman pohon mangrove, pembuatan terrarium dan kain eco printing.
Terrarium merupakan replika dari sebuah ekosistem yang tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, namun juga menjadi media untuk melakukan riset. Sedangkan eco printing adalah teknik pembuatan produk fesyen menggunakan bahan ramah lingkungan.
Penanaman mangrove berfungsi untuk menahan berbagai kerusakan alam, seperti erosi bahkan tsunami. Mangrove juga menjadi habitat berbagai hewan, seperti burung, monyet, biawak, dan berbagai macam binatang lainnya.
“Dari total 100 pohon yang ditanam, diperkirakan hasilnya dapat menyerap 100 ton karbon pada 40 tahun mendatang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, berdasarkan laporan ‘Marketing a Better Future’ yang dirilis dentsu dan Kantar pada Januari 2023 lalu, praktisi pemasaran dapat mengurangi 40-70% emisi gas efek rumah kaca apabila melakukan transformasi pembangunan berkelanjutan secara aktif dan agresif.
Hutan mangrove dinilai sebagai salah satu ekosistem paling penting dalam hal penyerapan karbon. Indonesia sebagai negara kepulauan, memiliki 3,3 juta hektare hutan mangrove dan menjadi yang terbesar di dunia.
Menurutnya, landasan tersebut yang menjadikan pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengajak seluruh pihak untuk menjaga dan merawat hutan mangrove di seluruh Tanah Air.
CEO dentsu Indonesia dan Singapura yang juga menjabat sebagai CEO, Clients & Solutions dentsu Southeast Asia, Prakash Kamdar, mengatakan, pihaknya sangat menyadari perlunya menjaga alam demi masa depan yang lebih baik.
“Keputusan kami untuk melakukan aksi penanaman mangrove bukanlah keputusan biasa, tetapi hal penting untuk mengatasi masalah lingkungan yang kritis,” katanya.
Ia mengungkapkan, hutan mangrove mengalami penyusutan dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi masalah untuk habitat di dalamnya. Pihaknya bertekad untuk ambil bagian dan bergotong-royong guna mewujudkan ekosistem lebih baik di kemudian hari.