Home Info Kementrian Jelang Pekan Nasional Petani Nelayan XVI 2023, KKP Ingin Petani Nelayan Lebih Aktif Berinovasi

Jelang Pekan Nasional Petani Nelayan XVI 2023, KKP Ingin Petani Nelayan Lebih Aktif Berinovasi

Jakarta, Gatra.com - Menyambut Pekan Nasional (Penas) Petani Nelayan XVI 2023, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan konsep Smart Fisheries Village (SFV).

SFV juga merupakan tempat peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan, dan inkubasi bisnis, yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi.

Sebagai contoh, SFV bisa menjadi tempat praktik bagi para peserta didik, bisa juga menjadi tempat pelatihan bagi masyarakat. Para pelaku usaha mendapat pendampingan oleh para penyuluh perikanan setempat.

Selain mengandalkan sumber daya internal, juga menggandeng sejumlah mitra kerja sama yakni petani nelayan. Mereka harus berperan aktif dalam menampilkan inovasi yang sesuai program prioritas KKP untuk ekonomi biru.

"Salah satunya berupa balai pelatihan Smart Fisheries Village (SFV) yang menyajikan kombinasi mode budidaya membina padi tentunya dapat meningkatkan ekonomi di desa dan berdampak nasional," jelas Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP I Nyoman Radiarta di Gedung KKP, Jakarta Pusat, Selasa (6/6).

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sendiri mencanangkan 10 Smart Fisheries Village (SFV) yang akan dikembangkan dan 5 balai pelatihan program prioritas bersama teman-teman kampung budidaya.

"Nanti melalui Smart Fisheries Village (SFV) kita perlu bina padi yang tadinya tradisional dimasukkan teknologi," jelas I Nyoman.

Teknologi tersebut, I Nyoman menambahkan telah memadukan di suatu desa mana komoditas yang perlu bekerja panjang. "Misal di Padang, ikan lokal disana kita kombinasi dengan tanaman," tambahnya.

Untuk harapan menuju acara tersebut I Nyoman mengatakan, untuk pemerintah tidak hanya selalu melakukan bina padi, namun juga menjadikan acara tersebut sebagai ECO wisata.

"Semoga ini bisa menjadi output masyarakat, baik di desa maupun yang bukan," ujarnya.