Labuan Bajo, Gatra.com- Bripka Samsul Risal anggota diadukan ke Polres Manggarai Barat, Polda NTTkarena dituding menunggangi Mawar (nama samaran) bocah bau kencur. Saat ini tengah disidik unit PPA Sat Reskirim berdasarkan laporan orang tua Mawar.
Kasus ini terjadi selama April dan Mei 2023 lalu dan berhasil diungkap biarawan katolik, Suster Rita, S.SpS, Koordinator JPIC SSpS Flores Barat/Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam keterangannya, Suster Rita menceritakan bahwa sebelumnya korban sempat menghilang dan hilang kontak dengan orangtuanya. Kemudian, orangtua melaporkan anaknya yang hilang tersebut ke Polres Manggarai Barat oleh Kraeng markus, orang tua Mawar dengan Laporan Polisi nomor:LP/B/86/lV/2023/SPKT/POLRES MANGGARAI BARAT/POLDA NTT tanggal 28 April 2023 pukul 11.57 WITA.
Atas Laporan tersebut, seorang polisi bernama Bripka Samsul Risal berhasil menemukan anak tersebut yang kemudian mengantarnya ke rumah orangtuanya. Disana, Bripka Samsul Risal menawarkan ke orangtua korban supaya anaknya tinggal dirumahnya di Labuan Bajo dan berjanji akan menjamin semua hal-hal yang dia butuhkan termasuk uang sekolahnya.
Namun, korban tersebut bukan tinggal dirumah Bripka Samsul Risal seperti yang dijanjikan kepada orangtua Mawar yakni Kraeng Markus. Namun setiba di Labuan Bajo, Bripka Samsul Risal menyewa sebuah kamar kor untuk Mawar, tepatnya 8 April 2023 lalu..
Malam harinya Bripka Samsul Risal ke kos korban sekira pukul 24.00 Wita melancarkan aksinya menunggangi Mawar hingga pukul 03.00 Wita subuh tanpa henti.
“Korban Mawar saat itu sempat meronta namun tak berhasil. Karena Bripka R Samsul Risal mendorong korban dan menutup mulut korban sehingga tak bersuara. Akhirnya dengan leluasa Mawar diperkosa ,” ungkap Suster Rita, S.Sps ( 5/6).
Pada tanggal 10 April 2023 lanjut Suster Rita, Bripka Samsul Risal kembali ke kos untuk menjemput Mawar membawa ke rumah orangtuanya. Namun, sebelum berangkat ke kampungBripka Saamsul Risal mengancam korban akan dibunuh supaya korban tidak melaporkan kepada orangtuanya.
“Tiba di rumah Mawar, Bripka Samsul Risal pura-pura memanja korban di depan orangtuanya supaya tidak terlihat hal yang mencurigakan oleh orangtua korban,” jelas Suster Rita.
Korban dan Bripka Samsul Risal lalu kembali lagi ke Labuan Bajo. Karena merasa trauma dan takut, korban menghilang lagi dari kos yang disewa terduga polisi Bripka Samsul Risal. Namun sehari kemudian Mawar ditemukan kembali oleh seorang anggota polisi berinisial W dan membawanya ke Polres Manggarai Barat.
“Saat diperiksa, Mawar menceritakan semuanya. Sontak, Polisi W kaget dan langsung menyampaikan hal tersebut ke orangtuanya. Mengetahui Mawar telah diantar kembali, Bripka Samsul Risal langsung menemui Mawar dan meminta untuk cabut laporan. Namun Kraeng Markus tak menggubrisnya.
Kepada awak media orang tua Mawar, Kraeng Markus mmembenarkan bahwa anaknya telah diperkosa Bripka Samsul Risal. “Benar, anak saya dibuat begitu oleh pak Bripka Samsul Risal. Padahal selama ini kami anggap sebagai pelindung anak kami selama di Labuan Bajo. Tapi, ternyata dia berbuat jahat terhadap anak saya,” kata Markus ( 5/6).
Sementara Bripka Samsul Risal yang dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya mengenal baik korban, Mawar. “Oh Iya, kenapa dia saudara. Saya kenal baik dia. Orang tuanya minta bantuan saya,” katanya via WhatsApp pada Minggu (4/6) malam.
Ketika ditanya soal hubungannya dengan korban, Bripka Samsul Risal tidak merespon.
Kapolres Manggarai Barat AKBP Ari Satmoko melalui Kasie Humas Ipda Eka mengatakan masalah ini sementara ditangani. Para saksi termasuk saksi korban juga sudah diperiksa.
“Kasusnya sementara ditangani unit PPA. Korban sudah divisum dan dokter yang melakukan visum juga sudah diperiksa kesaksiannya. Tinggal mendalami, gelar perkara dan menetapkan tersangka. Kami segera rampungkan. Kami tidak pilih kasih Kasus ini kami tetap proses sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku ,” kata Ipda Eka (5/6).
Soal Bripka Samsul Risal ini, 27 Januari 2023 lalu pernah diberitakan Gatra.com, karena dipukul Kapolres Manggarai Barat saat itu AKBP Felli Hermanto.
Pemukulan itu gara-gara masalah air, Kapolres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Felli Hermanto, menganiaya anak buahnya, Bripka Samsul Risal, pada Kamis (26/1), hingga babak belur dan menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Siloam Labuan Bajo.
Bripka Samsul mengaku dipukul dan ditendang saat sedang melakukan tugas piket di pos penjagaan. Selain Bripka Samsul, enam anggota lain yang bertugas piket juga dihajar Kapolres. Hanya saja, yang paling parah Bripka Samsul hingga harus opname di RS.
Awalnya kami tidak pernah tahu tentang apa pokok permasalahannya sehingga Kapolres ini marah-marah dan pukul kami di pkiet penjagaan. Setelah saya dihajar, baru tahu masalah itu gara-gara air di rumah jabatan tidak jalan [macet],” kata Bripka Samsul Risal di RS Siloam, sambil mengerang kesakitan.
Menurutnya, sebelumnya air telah dimatikan oleh anggota Provos bernama Sadam. Dia menyuruh ajudannya untuk menutup keran di samping penjagaan, dekat toilet
“Beliau, Kapolres datang tiba-tiba langsung tampar saya tanpa ada tanya sana sini. Kami itu dibilang hanya duduk saja. Kami pun itu tidak tahu menahu apa itu permasalahannya. Jika ditanya soal air, pasti kami jelaskan saat itu,” ujar Samsul.
Penganiayaan oleh Kapolres AKBP Felli Hermanto terhadap Samsul bukan sekali itu saja. Setelah tamparan pertama beberapa kali, kapolres masuk ruangan, namun keluar lagi dan marah-marah serta memukul dan menendang korban di dada hingga jatuh terkapar.
“Bibir saya pecah berlumuran darah, pusing, dan jatuh hingga dilarikan ke Rumah sakit,” kata Samsul.