Jakarta, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Mei 2023 sebesar 0,09% secara bulanan (month to month/mtm). Sedangkan secara tahunan inflasi Mei 2023 sebesar 4% (year on year/yoy).
Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, BPS, Pudji Ismartini mengatakan secara bulanan inflasi Mei 2023 lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan April 2023 sebesar 0,33%. Selain itu, inflasi bulanan Mei 2023 juga lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Mei 2022 sebesar 0,4%.
"Penyumbang inflasi bulanan terbesar di Mei 2023 datang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,48% dengan andil inflasi sebesar 0,13%," ujar Pudji dalam konferensi pers, Senin (5/6).
Menurutnya, sejumlah faktor telah mendukung penurunan inflasi pada Mei 2023. Di antaranya Pertamina menurunkan harga sejumlah jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti Dexlite turun Rp550-Rp650 per liter, Pertamina Dex turun Rp800 per liter.
Selain itu, hasil rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Mei 2023 yang mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. Hal ini, kata Pudji, juga mendorong penurunan inflasi pada Mei 2023.
Adapun Pudji menyebut pada secara bulanan inflasi Mei 2023, sebagian besar disumbang dari kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,48% dengan andil inflasi sebesar 0,13%.
Secara rinci, komoditas penyumbang terbesar inflasi bulanan pada Mei 2023 yakni bawang merah dengan andil inflasi 0,03%, daging ayam ras dengan andil 0,03%, ikan segar dengan andil sebesar 0,02%, telur ayam ras dengan andil 0,02%, rokok kretek filter dengan andil 0,02%, dan bawang putih dengan andil 0,02%.
"Namun, inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau tersebut diredam oleh deflasi kelompok pakaian dan alas kaki serta transportasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Pudji mengatakan untuk komponen harga yang diatur pemerintah justru mengalami deflasi 0,25% pada Mei 2023. Deflasi terbesar terjadi pada tarif angkutan udara sebesar minus 5,26%. Secara keseluruhan, pada periode pasca-lebaran Idul Fitri yakni Mei 2023 telah terjadi penurunan inflasi secara konsisten.
"Tingkat inflasi pasca-lebaran mulai melemah, bahkan menjadi yang terendah sejak Januari 2023," imbuhnya.