Jakarta, Gatra.com - PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) konsisten menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance atau GCG) dan menerapkan bisnis dengan pendekatan keberlanjutan.
Dalam setiap kegiatan operasional, BSSR menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Hal ini dilakukan untuk menjamin setiap pemenuhan kebutuhan pemangku kepentingan atas Perseroan dapat berjalan dengan baik.
Direktur Utama BSSR, Widada, menjelaskan, upaya perbaikan dan peningkatan terhadap kualitas bisnis berkelanjutan, juga senantiasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan best practices industri. Bahkan, penerapan sistem pengendalian internal dan manajemen risiko Perseroan juga telah dilaksanakan secara konsisten dan disiplin untuk menjamin terjaganya kualitas secara berkelanjutan.
Hal itu, antara lain, dilakukan melalui pelibatan Komite Audit dan Unit Audit Internal untuk memastikan seluruh risiko dapat dikelola dengan baik dan meningkatkan efisiensi berbagai proses tata kelola yang sedang berjalan sesuai dengan ketentuan regulator.
"Komitmen dan penerapan prinsip keberlanjutan sebagai bagian dari tanggung jawab yang harus dipenuhi demi tercapainya kesinambungan usaha, yang tidak semata diukur dari keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan (profit), melainkan juga keberhasilan memberikan dukungan nyata terhadap kesejahteraan sosial (people) dan kelestarian lingkungan (planet)" papar Widada, dalam Siaran Pers, Senin (5/6).
Disampaikan Widada, penerapan komitmen keberlanjutan tersebut diusung dan diperkuat dengan kerangka tata kelola keberlanjutan yang di dalamnya telah mengatur fungsi-fungsi dan kewajiban pemenuhan hak bagi seluruh pemangku kepentingan dengan berlandaskan pada kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta ketentuan yang berlaku.
Sebagai wujud dan komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, Perseroan melakukan berbagai upaya mulai dari penetapan kebijakan dan peraturan hingga pemantauan serta pengelolaan kegiatan operasional yang berdampak terhadap lingkungan.
Selaras dengan itu, PT BSSR melalui entitas anak perusahaannya yakni PT Antang Gunung Meratus terus berupaya merealisasikan pengembangan pengelolaan dan pemantauan lingkungannya. Pada tahun 2022, Perseroan memulai pengembangan pada potensi integrated farming pada Area Penggunaan Lain APL (Non-Kawasan Hutan) di atas PKP2B Entitas Anak Perseroan sehingga berdaya guna, tersinergi dengan potensi sumber daya di sekitar kegiatan operasional penambangan, dan secara komersial juga masih dapat dilakukan setelah kegiatan pascatambang.
Upaya pengembangan pengelolaan dan pemantauan lingkungan juga terus direalisasikan. Pada tahun 2022, Perseroan memulai pengembangan pada potensi integrated farming pada Area Penggunaan Lain APL (Non-Kawasan Hutan) di atas PKP2B Entitas Anak Perseroan sehingga berdaya guna, tersinergi dengan potensi sumber daya di sekitar kegiatan operasional penambangan, dan secara komersial juga masih dapat dilakukan setelah kegiatan pascatambang.
Beberapa upaya yang telah dilakukan sejak tahun 2022, yaitu Percobaan produksi maggot 1 ton/bulan dengan pengelolaan sampah organik dari internalPerseroan dan sumber desa sekitar operasional penambangan, seperti desa-desa yang ada di kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Tapin. Kemudian, percobaan penanaman tanaman Indigofera jenis tinctoria seluas 2 ha sebagai penghasil pewarna alami kain (biru) dalam bentuk pasta.
Selain itu, pengembangan dalam pengelolaan keberlanjutan lingkungan juga dilakukan melalui upaya konservasi habitat bekantan sejak tahun 2014 secara konsisten dan berkelanjutan, serta kegiatan mitigasi bencana alam dan perubahan iklim dengan meningkatkan sarana dan prasarana pendukung serta kapasitas masyarakat dalam kegiatan tersebut. Selaras dengan itu, penggunaan sumber energi yang ramah lingkungan juga menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Bersama Entitas Anak, PT Antang Gunung Meratus, perseroan memproduksi batubara kalori rendah yang sebagian besar dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi pembangkit listrik di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Oleh karena itu, kesinambungan usaha perseroan memegang peran yang vital dalam menjamin ketersediaan energi.
Perseroan berupaya menekan dampak negatif yang dapat terjadi dengan menerapkan konsep pertambangan batubara yang berwawasan sosial dan ramah lingkungan (green coal mining). Konsep tersebut mengintegrasikan pengelolaan perusahaan, kinerja ekonomi, serta aspek sosial dan lingkungan untuk menjaga pemenuhan tanggung jawab perseroan dalam mengupayakan pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun.
Sementara dalam aspek lingkungan, perseroan memastikan seluruh aspek pengelolaan lingkungan telah memenuhi 100% baku mutu lingkungan dari seluruh kegiatan operasional dan peningkatan pada batas baku mutu yang lebih ketat dari regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Perseroan juga membangun sinergi antara program reklamasi dengan integrated farmingsehingga berdaya guna dalam kemandirian ekonomi masyarakat sekitar dengan pemanfaatan area reklamasi pada kawasan area penggunaan lain (APL).
Tak ketinggalan, perseroan mulai tahun ini menyusun program persiapan penerapan konservasi udara (penurunan emisi), baik dengan pemanfaatan solar cell maupun penanaman tanaman yang bersifat absorb carbon pada area reklamasi maupun area konservasi, serta melakukan persiapan program yang akan diimplementasikan di tahun 2023 dalam hal pencapaian program penilaian peringkat kinerja lingkungan nasional.
“Kami berupaya menekan dampak negatif yang dapat terjadi dengan menerapkan konsep pertambangan batubara yang berwawasan sosial dan ramah lingkungan (green coal mining). Konsep tersebut mengintegrasikan pengelolaan perusahaan, kinerja ekonomi, serta aspek sosial dan lingkungan untuk menjaga pemenuhan tanggung jawab Perseroan dalam mengupayakan pertumbuhan bisnis dari tahun ke tahun,” ujar Widada.
Dengan menerapkan bisnis berkelanjutan, BSSR pun mampu memperkuat kinerja operasional maupun keuangan secara umum telah melampaui target internal yang telah ditetapkan. Volume produksi dan penjualan batubara tahun 2022 tercatat mencapai 15,52 juta MT dan 14,96 juta MT atau 104,16% dan 100,13% di atas target internal perseroan.
Dengan demikian, perusahaan mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi USD1.029,02 juta atau 130,37% dari target internal Perseroan. Laba tahun berjalan juga tercatat mengalami pertumbuhan menjadi USD239,87 juta.
Pertumbuhan ini memungkinkan perseroan untuk meningkatkan kontribusi ekonomi langsung terhadap para pemangku kepentingan melalui nilai ekonomi yang didistribusikan. Pada tahun 2022, nilai tersebut mencapai USD1.102,40 juta, meningkat 102,48% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD544,44 juta.