Mekkah, Gatra.com – Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Edy Supriatna, mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan sejumlah fasilitas untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi jemaah yang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, pada 1444 Hijriah. Salah satunya adalah ratusan okupansi tempat tidur.
"Di sini, di KKHI Mekah, terdapat 257 tempat tidur itu okupansi untuk jemaah haji. Dari 257, ada ruangan rawat inap wanita dan pria, IGD (Instalasi Gawat Darurat), ruang rawat inap psikiatri, lalu ICU (Intensive Care Unit/Unit Perawatan Intensif)," kata Edy Supriatna saat ditemui Gatra, pada Sabtu (3/6).
Baca Juga: Jemaah Haji Indonesia Wafat di Tanah Suci Bertambah Jadi 10 Orang
Tak hanya itu, Edy juga menguraikan sejumlah fasilitas lain yang telah pihaknya persiapkan. Beberapa di antaranya adalah laboratorium, fasilitas radiologi, dan ambulans. KKHI Mekah juga disebutnya telah mempersiapkan farmasi apotik depo untuk memenuhi kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan bagi para jemaah haji.
"Untuk pelayanan ini harapannya sebenarnya tidak digunakan jemaah haji. harapannya jemaah haji sehat semuanya," tuturnya.
Edy pun memberi serangkaian tips bagi jemaah untuk menjaga tubuh agar tetap sehat selama melangsungkan ibadah. Ia pun meminta agar jemaah mengantisipasi suhu di Tanah Suci yang cenderung memiliki kelembapan rendah.
Hal itu, kata Edy, dapat dilakukan dengan menerapkan pola konsumsi yang rutin, serta memastikan agar tubuh tetap terhidrasi. Ia pun menyarankan agar jemaah haji mengonsumsi setidaknya 200 ml air per jam, dengan dibantu tambahan 1 sachet oralit per hari untuk mencegah dehidrasi.
"Kemudian, Jangan lupa, karena cuaca, diharapkan kalau keluar dari hotel menggunakan payung, topi, semprot wajah untuk mendinginkan wajah, lalu [pakai] kacamata hitam jika jemaah haji tidak kena terik matahari secara langsung," Edy menyarankan.
Baca Juga: Musim Haji, Toko Perlengkapan dan Oleh-oleh haji Diserbu Calon Haji
Edy juga menyarankan agar jemaah haji dengan usia lanjut dapat didampingi oleh pihak keluarga. Menurutnya, pendampingan tersebut penting untuk diperhatikan, untuk dapat membantu mengawasi aktivitas jemaah lansia selama beribadah. Ia pun menyarankan agar pendampingan itu dapat dilakukan sampai ibadah selesai dilaksanakan.
"Jemaah haji lansia memiliki komorbid tetap minum obat yang rutin di minum dari Indonesia. Ini untuk membantu agar penyakit tidak kambuh di sini," ujar Edy dalam kesempatan itu.