Padang, Gatra.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyebut Pekan Nasional (Penas) XVI Petani dan Nelayan Indonesia (Tani) 2023 wadah konsolidasi menjaga ketahanan pangan nasional.
Ini adalah bagian-bagian untuk mengkonsolidasi, kekuatan dan potensi pertanian dalam menjaga ketahanan pangan nasional kita," katanya saat meninjau kesiapan Penas Tani di Padang, Selasa (30/5).
Perhelatan yang disebut bagian strategi dalam menjaga ketahanan pangan ini, juga tak terlepas dari adanya ancaman krisis pangan. Terlebih, dampak fenomena iklim El Nino berpotensi memberi ancaman kekeringan yang cukup parah terhadap pertanian.
Selain iklim yang cukup ekstrim, ketegangan politik yang terjadi di berbagai belahan dunia disebut juga turut andil besar terhadap krisis pangan. Terutama pembangunan sektor pertanian dan ketahanan pangan negara.
Dengan demikian, Penas Tani yang berlangsung 10-15 Juni 2023 ini mesti menjadi puncak komunikasi emosional dan tak sekadar konsepsi atau idealisme belaka. Selain itu, diharapkan bisa menyatukan visi dan pandangan dalam menghadapi tantangan pangan ke depan.
"Sebab besok ada El Nino, besok ada warning terhadap krisis pangan dunia, karena cuaca ekstrim, dan serangan hama dimana-mana," tegas Mentan.
Senada dengan itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi berharap mampu mengadirkan hal-hal berbeda, dan menjadi momentum pembangunan pertanian yang adaptif, inovatif dan akseleratif. Terutama juga sebagai momentum bagi kaum milenial.
"Makanya kita menghadirkan smart farming dan beberapa teknologi baru dari berbagai provinsi di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat," jelasnya.
Sementara Wali Kota Padang, Hendri Septa mengaku Penas Tani 2023 bakal dihadiri 20 ribu hingga 40 ribu peserta dari seluruh Tanah Air. Termasuk pimpinan provinsi, kabupaten, dan kota seluruh Indonesia.
"Kita sudah menyiapkan 2.900 rumah di lima kecamatan. Sebelum tanggal 10 selesai pendataannya. Diharapkan meningkatkan ekonomi dan bisa belajar banyak tentang pertanian," tambahnya.
Sebelumnya, secara global dunia tengah dibayang-bayangi ancaman krisis pangan yang berlanjut 2023. Pasalnya, beberapa kekurangan dalam rantai pasokan global pada tahun 2022 berdampak pada tahun 2023 ini.