Jakarta, Gatra.com - Staf Khusus Menko Perekonomian Bidang Penguatan Kerja Sama Ekonomi Internasional Rizal Affandi Lukman mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini menargetkan program peremajaan sawit rakyat (PSR) mencapai 540 hektare pada 2024 mendatang.
Rizal, stafsus Menko Perekonomian sekaligus Sekretaris Jenderal The Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) mengatakan, target tersebut lebih tinggi dua kali lipat dari pencapaian pada 2022 lalu.
“Hingga tahun 2022 luas penanaman program PSR baru mencapai 273.000 hektar atau sekitar 10% untuk 120.168 perkebunan dengan dana yang telah dialokasikan 7,5 Triliun Rupiah, tersebar di 21 provinsi di Indonesia,” kata Rizal dalam acara seminar nasional bertajuk Palm Oil Financing Forum: How Banks & Financial Institutions Support the Replanting Program pada Selasa (30/5).
Menurut Rizal, saat ini pemerintahan tengah berupaya dengan keras dalam mencapai target PSR tersebut. Adapun hal program PSR ini juga merupakan bagian dari upaya untuk meremajakan tanaman sawit di tanah air dan terus menjaga dan meningkatkan kesejahteraan dari petani kecil.
“Meskipun PSR telah terbukti mampu meningkatkan penghasilan petani, kita masih perlu bekerja keras untuk meningkatkan implementasi dan pencapaian PSR saat ini,” kata Rizal.
Menurut Rizal, saat ini telah tercatat sekitar 6,9 juta hektare kebun sawit rakyat di Indonesia. Dan setidaknya dari 6,9 juta hektare kebun sawit tersebut terdapat 2,8 juta hektare lahan sawit rakyat yang potensial untuk diremajakan.
Lebih lanjut, Rizal juga mengungkapkan bahwa, CPOPC sebagai dewan negara-negara penghasil kelapa sawit mencatat bahwa dengan berpedoman kepada umur tanaman kelapa sawit 25 tahun, maka dibutuhkan laju replanting atau PSR sebesar 4-5% per tahun, dari total lahan yang ditanami kelapa sawit untuk menjaga hasil panen yang optimal.
“Indonesia dengan total luasan lahan petani sebesar 6,9 juta hektar, maka dibutuhkan implementasi replanting sekitar 310.000 hektar per tahun,” ujarnya.