Jakarta, Gatra.com — Hijra Bank mampu melakukan percepatan transformasi digital di industri perbankan, khususnya di BPR/BPRS. Baru diluncurkan sekitar enam bulan lalu dengan konsep seluruhnya menggunakan digital, mulai dari layanan, produk, serta operasionalnya, Hijra Bank mencatatkan kinerja yang sangat baik.
Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten, Robert Akyuwen menegaskan bahwa OJK saat ini sedang fokus dalam mendorong sektor perbankan untuk melaksanakan transformasi digital dalam industri jasa keuangan. Ini sejalan dengan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) dan roadmap tematik lainnya.
“Hijra Bank menjadi satu-satunya BPRS yang telah memiliki mobile banking. Karena itu, Hijra Bank dapat menjadi trigger yang baik untuk memacu pertumbuhan digitalisasi di perbankan syariah, terutama di BPRS Indonesia,” jelas Roberto.
Meski sebagai pemain baru di perbankan syariah berbasis digital, Hijra Bank telah mengalami pertumbuhan pengguna lebih dari 200%. Kebanyakan penggunanya dari generasi milenial dan gen-Z.
"Enam bulan terakhir telah menjadi momentum krusial bagi Hijra Bank. Kami tidak hanya harus membuktikan bahwa ide besar kami, produk, dan teknologi dapat diterima oleh masyarakat, tetapi juga dapat memberikan solusi nyata yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup para pengguna kami,” ungkap Dima A. Djani, Co-Founder Hijra.
“Pertumbuhan yang kami alami selama enam bulan terakhir merupakan upaya kami untuk terus membuktikan bahwa BPR/BPRS juga mampu bertahan, bahkan mencapai kejayaan, di era digital seperti sekarang," tambahnya.
Pertumbuhan pengguna Hijra Bank juga sejalan dengan peningkatan transaksi yang signifikan melalui platform digital Hijra Bank. Angka tersebut telah melampaui tiga kali lipat sejak peluncurannya pada Desember 2022.
Hasilnya, kinerja keuangan perusahaan juga menunjukkan tren positif. Pada akhir tahun 2022, pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan oleh Hijra Bank hampir mencapai 200% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan juga mencatatkan peningkatan laba lebih dari 200% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hijra Bank juga berhasil meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) hingga 200% YoY, sementara asetnya mengalami peningkatan 200% pada akhir tahun lalu. Meskipun pembiayaan meningkat, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga mengalami perbaikan yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh Hijra Bank mengalami peningkatan yang positif.
Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas Dian Triansyah Djani, mengatakan Hijra Bank serta perusahaan teknologi keuangan lainnya menjadi contoh baik bahwa Indonesia patut diperhitungkan dengan inovasi digital yang begitu cepat dan luar biasa.
Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan poin-poin terkait digitalisasi keuangan yang ada dalam pembahasan G20 beberapa waktu lalu yakni peningkatan akses keuangan, inklusi keuangan, perlindungan konsumen, keamanan dan stabilitas sistem keuangan, dan kerja sama internasional.
“Tujuan kita jelas, memastikan kesamaan akses dan kesempatan bagi masyarakat Indonesia dalam menikmati fasilitas keuangan formal. Nyatanya saat ini masih terdapat 95 juta penduduk dewasa di Indonesia yang masih belum memiliki rekening di lembaga keuangan formal." kata Tria yang juga merupakan Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas.
"Semoga dengan hadirnya Hijra Bank dan perusahaan teknologi keuangan lainnya mampu menjadi kontributor yang signifikan untuk memperkecil gap yang masih sangat besar,” tambahnya.
Pakar Keuangan Islam dan Deputi Komisioner OJK 2014-2017 Mulya Effendi Siregar menambahkan, tantangan yang mesti dihadapi Hijra Bank dan perbankan syariah lainnya saat ini adalah mencari bagaimana transformasi digital menjadi identitas baru bagi seluruh perbankan syariah di Indonesia, terutama BPRS.
“Perbankan syariah saat ini belum memiliki diferensiasi model jika dibandingkan perbankan pada umumnya. Upaya yang dilakukan OJK dan Hijra Bank ini mesti menjadi peluang untuk menciptakan para pelaku industri perbankan syariah untuk mengambil root perbankan syariah yang unik dan tidak mungkin bisa diikuti oleh perbankan konvensional. Saya berharap ini menjadi semangat untuk semuanya,” jelas Mulya.