Dharmasraya, Gatra.com - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma meresmikan jembatan gantung di Nagari (Desa) Koto Salak, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar).
Jembatan gantung sepanjang 90 meter ini dibangun oleh 19 orang Tim Tagana berkolaborasi dengan Vertical Rescue Indonesia ini menelan biaya sekitar Rp300 juta. Jembatan gantung tersebut membentang di atas Sungai Batang Siat menghubungkan Kecamatan Koto Salak dan Kecamatan Sungai Rumbai.
Risma menyebut Tagana sudah membangun setidaknya 173 jembatan gantung serupa di berbagai daerah. Adapun mayoritas jembatan dibangun sebagai mitigasi bencana.
"Tagana sudah buat ini [jembatan gantung] di beberapa tempat. Tapi kali ini, permintaan warga untuk menghubungkan akses di sini untuk mereka ke pasar, ke sekolah, dan ke kebun lebih mudah," ujar Risma saat meresmikan jembatan gantung di Nagari Koto Salak, Dharmasraya, Ahad (28/5).
Risma mengklaim jembatan gantung tersebut dapat memudahkan mobilitas dan kegiatan ekonomi masyarakat. Pasalnya, dengan mengakses jembatan, warga bisa menghemat waktu hingga 1,5 jam untuk berpergian antardesa.
Risma meyakinkan, Tim Tagana sebelumnya telah dilatih khusus ihwal teknis pembuatan jembatan gantung. Ia pun menyebut, jembatan gantung yang dibangun memiliki daya tahan hingga 15 tahun. Adapun perawatannya dikelola oleh Tim Tagana bersama Pemerintah Kabupaten agar bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.
"Nanti kita bisa, kan kita ada Tagana juga di kabupaten ini. Jadi kalau ada sesuatu, mereka udah ngerti gimana tanganinya," jelasnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dharmasraya, Adlisman, menilai pembangunan jembatan gantung di antara Koto Salak dan Sungai Rumbai menjadi salah satu faktor pendukung ekonomi masyarakat. Artinya, masyarakat dapat menghemat waktu untuk mencapai tujuan aktivitas ekonomi mereka seperti pergi ke kebun dan ke pasar.
Selain itu, ia berharap ke depannya akan banyak lagi jembatan serupa dibangun di tempat-tempat lainnya di Kabupaten Dharmasraya. Menurutnya, jembatan penyeberangan menjadi penting mengingat banyak sungai melintasi wilayah sekitar permukiman penduduk.
"Salah satu sekarang sudah dijawab Kemensos. mudah-mudahan ke depan ada peluang lagi untuk kita arahkan yang seperti ini. Sehingga aksesibilitas masyarakat kita semakin memudahkannya untuk mencapai tempat dan aktivitas masing-masing," imbuh Adlisman.