Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat sebanyak 79,7 persen masyarakat pemilih kritis cenderung puas dengan kinerja Presiden RI Joko Widodo. Survei itu pun menemukan adanya hubungan antara tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi dengan tingkat kepuasan terhadap kerja pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi di Indonesia.
"Ini terlihat sekali, walaupun tidak 100 persen selalu begitu, tetapi ada pola ketika kinerja pemerintah mengatasi pemulihan ekonomi itu menurun, dia juga turun [tingkat kepuasan terhadap] Jokowi. Kalau dia naik, ya juga naik. Fluktuasinya itu kira-kira paralel, sebanding," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam rilis survei, Ahad (28/5).
Deni mengatakan, tingkat kepuasan publik terhadap pemulihan ekonomi itu menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi secara umum. Deni juga menilai ada banyak faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat kepuasan itu, seperti kinerja Jokowi dalam menangani kondisi politik ataupun keamanan di Indonesia.
Adapun, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kerja pemerintah dalam menangani pemulihan ekonomi itu cenderung mengalami peningkatan. Angka kepuasan atas pemulihan ekonomi tercatat naik dari 51 persen pada September 2020 menjadi 61 persen pada Maret 2023. Hal itu pula selaras dengan peningkatan kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi.
Terlebih, survei SMRC itu juga menemukan bahwa mayoritas masyarakat di kalangan kritis percaya dengan kemampuan Jokowi untuk dapat membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi. Di mana, 28 persen mengaku sangat percaya dan 50 persen lainnya mengaku cukup percaya dengan kemampuan Presiden dalam menangani hal itu.
"Ternyata mayoritas pemilih kritis ini, 78 persen itu merasa sangat atau cukup percaya. Ya, positif. Tinggi kepercayaannya dengan kemampuan Jokowi membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi," kata Deni.
Sementara itu, survei SMRC tersebut juga mencatat bahwa ada total 18 persen masyarakat di kalangan pemilih kritis yang tidak percaya dengan kemampuan Jokowi. Di mana, 15 persen mengaku kurang percaya dan 3 persen lainnya mengaku sama sekali tidak percaya bahwa Jokowi mampu membawa Indonesia lolos dari jerat krisis ekonomi.
Deni pun mengatakan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemapuan Jokowi itu terbilang cukup stabil dalam periode tiga tahun terakhir. Bahkan, tingkat kepercayaan itu pun sempat menyentuh angka 80 persen pada survei awal Mei 2023 lalu, atau sekira 2 persen di atas tingkat kepercayaan pada survei kali ini.
Untuk diketahui, kecenderungan elektabilitas itu merupakan temuan dalam survei telepon yang SMRC lakukan terhadap 915 responden yang dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Wawancara dengan responden pun dilakukan lewat telepon pada 23 - 24 Mei 2023, dengan margin of error kurang lebih sebesar 3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Adapun, frasa pemilih kritis diartikan sebagai pemilih yang memiliki akses ke sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena memiliki telepon yang membuat masyarakat di kalangan tersebut dapat mengakses internet untuk memahami dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.