Jakarta, Gatra.com - Makin populernya game online di kalangan anak-anak hingga remaja menimbulkan kekhawatiran timbulnya masalah pada kesehatan mental. Yang paling dikhawatirkan adalah timbulnya efek kecanduan gadget.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya pun telah menetapkan kecanduan game online atau game disorder ke dalam International Statistical Classification of Diseases (ICD) sebagai penyakit gangguan mental (mental disorder).
Psikolog pendiri Abacus Brain Gym Indonesia, Angie Michaela Marella, mengatakan penggunaan gadget berlebihan pada anak memiliki sederet dampak buruk. Diantaranya, sulit fokus, sulit tidur, hingga memicu rasa bersalah dan perubahan suasana hati.
“Ini akan berpengaruh pada pembelajaran anak di sekolah,” kata Angie dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/5).
Fenomena ini, kemudian memantik Angie untuk kembali mengampanyekan penggunaan sempoa. Angie menyebut, sempoa tidak hanya terbatas sebagai alat hitung, tapi bisa menjadi alat untuk menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan.
“Satu manfaat lainnya adalah menjadi pengalihan fokus dari gadget,“ terangnya.
Kampanye ini bukan hanya membantu anak-anak untuk tidak saja mengasah kemampuan numerasi, tapi juga mengajarkan nilai-nilai positif untuk perkembangan kepribadian anak. “Misalnya, senam otak dan pengembangan karakter, agar generasi penerus bangsa tidak hanya cerdas, tapi juga baik dan berkarakter,” ujar Psikolog lulusan Universitas Indonesia (UI) ini.
Langkah Angie pun menjadi salah satu kisah inspiratif dari peraih beasiswa TELADAN Tanoto Foundation. CEO Global Tanoto Foundation, J. Satrijo Tanudjojo menambahkan, pihaknya selama ini terus aktif mendorong terwujudnya kesetaraan peluang melalui pendidikan berkualitas, termasuk akses perguruan tinggi melalui program kepemimpinan dan beasiswa dalam program TELADAN. Komitmen tersebut terus dilakukan sejak 2006.
“Selama hampir dua dekade, para penerima beasiswa TELADAN telah lulus, berkarier, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, komunitas, dan lingkungan,” ungkapnya.