Solo, Gatra.com - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS), Jamal Wiwoho, angkat bicara soal kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh BW, salah satu dosen PGPAUD FKIP UNS terhadap istrinya. Jamal berencana memanggil dan melakukan pembinaan pada oknum dosen tersebut.
”Sebenarnya kami sudah merencanakan pemanggilan dosen yang bersangkutan untuk dilakukan pembinaan. Rencananya besok Jumat (26/5) akan kami lakukan pemanggilan,” kata Jamal saat ditemui di UNS, Kamis (25/5).
Adanya dugaan KDRT yang dilakukan oleh oknum dosen ini, UNS belum mengetahui kronologi detailnya. Namun jika terbukti ada permasalahan internal dengan dosen tersebut, akan dilakukan pembinaan.
”Karena ini kasus KDRT, maka sepenuhnya kami serahkan pada pihak yang berwenang. Secara prinsip karena masih ada masalah dengan keluarganya, maka kami lakukan pembinaan secara internal,” katanya.
Saat ini, dosen tersebut telah mengajukan izin perceraian. Pihak kampus berencana memberikan bantuan berupa mediasi pada dosen yang bersangkutan.
“Secara umum jika ada dosen yang bermasalah, perceraian, dan sebagainya, kami mengupayakan melakukan perdamaian. Kami undang satu-satu dulu. Tapi jika memungkinkan kami pertemukan supaya bisa dirujuk kembali,” ujarnya.
Terkait sanksi pada dosen yang bersangkutan, UNS akan menunggu terlebih dulu proses hukum dari yang berwajib. Namun tidak menutup kemungkinan, jika terbukti bersalah, akan dilakukan pencabutan jabatan.
“Kami juga berhati-hati karena sudah masuk ranah pribadi. Kami mengundang dalam rangka melakukan mediasi. Bagaimanapun juga kita harus bertabayun,” katanya.
Sementara itu, Kapolresta Solo, Kombes Pol. Iwan Saktiadi, mengatakan bahwa kasus ini merupakan delik aduan. Pihak yang bersangkutan telah melakukan pencabutan terhadap laporan ini.
”Itu anaknya sendiri yang melaporkan. Begitu tahu duduk permasalahnya, akhirnya anaknya minta maaf. Keinginan istrinya sendiri yang nyabut laporan,” katanya.
Sebagai informasi, viral di media sosial terkait adanya dugaan KDRT yang dilakukan oleh oknum dosen UNS berinisial BW. Kasus ini diunggah oleh pemilik akun Twitter @wonderdyn yang merupakan anak korban dan oknum dosen. Belakangan unggahan ini sudah dihapus oleh pemilik akun tersebut.
Ia mengunggah beberapa yang menunjukkan kondisi ibunya lebam dan berdarah di bagian muka. Ia menceritakan kronologi aksi yang dilakukan ayahnya sejak bertempat tinggal di Depok, Jawa Barat.
Unggahan ini juga sempat mendapatkan respons dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melalui akun Twitter miliknya @gibran_tweet. ”Langsung laporkan,” ujar Gibran menanggapi postingan ini.