Palembang, Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selalu menjadi ancaman bagi Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Sebagai upaya mengantisipai hal tersebut, pemerintah provinsi setempat mengerahkan sebanyak 1.120 personel gabungan. Ribuan personel itu tersebar di daerah rawan kebakaran lahan di Bumi Sriwijaya.
Kepala BPBD Provinsi Sumsel, Iriansyah, mengatakan ribuan personel gabungan yang dikerahkan itu terdiri dari TNI/Polri, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, BPBD, Satpol PP, Damkar, Kwarda Pramuka, Dinas Kesehatan, Ketua RPK Sinarmas Group, Balai PPI Karhutla Wilayah Sumsel serta Dinas dan instansi terkait lainnya.
“Sebelumnya juga telah dilakukan apel kesiapan personel dan peralatan dalam rangka penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana Karhutla) di Sumsel tahun 2023,” ujarnya di Palembang, Rabu (24/5).
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumsel Nomor 269/KPTS/BPBD-SS/2023 tanggal 14 Maret 2023 tentang penetepan status siaga darurat bencana asap akibat Karhutla di Provinsi Sumsel.
“Jadi, tujuannya untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel dan peralatan dalam penecegahan Karhutla. Kemudian optimalisasi peran, tugas dan fungsi tanggung jawab masing-masing OPD terkait dalam upaya pencegahan dan pengendalian karhutla di Sumsel mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Sumsel, Herman Deru, mengatakan kesiapsiagaan itu merupakan tindak lanjut dari status siaga darurat Karhutla yang sudah ditetapkan Pemprov Sumsel pada pertengahan Maret 2023 lalu. Dimana dalam pencegahan dan kesiapsiagaan ini semua elemen diajak untuk tetap bersiaga.
“Alhamdulillah, semua pihak peduli terhadap penanganan Karhutla ini. Sejak 2020, 2021 dan 2022. Insya Allah tahun 2023 ini kita bisa mengendalikan karhutla sehingga asap tidak menyebar khususnya ke Ibukota Provinsi Sumsel, dimana disitu banyak objek vital lalulintas udara,” ujar Deru.
Karena itu, lanjutnya, pemerintah provinsi setempat mengapresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pencegahan Karhutla. Bukan itu saja, dalam penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan ksiapsiagaan penanggulangan bencana Karhutla, BNPB juga memberikan dukungan dengan bantuan helikopter.
Deru juga menjelaskan, pada tahun ini sudah telapor pernah terjadi 555 hotspot di wilayah Sumsel. Namun, semua titik api tersebut bisa dikendalikan.
“Terima kasih kepada semua pihak termasuk masyarakat sampai dengan tingkat dilapangan seperti petani dengan kesadarannya tidak membakar lahan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Deru, Badan Restorasi Gambut pun sudah memberikan bantuan sekat kanal di beberapa kabupaten rawan Karhutla. “Dimana sekat kanal ini selain membatasi gerak api terjadi kebakaran di lahan gambut tapi airnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan water bombing,” kata dia.