Jakarta, Gatra.com – Tak selamanya Rumah Tahanan Negara (Rutan) identik dengan penjara, bermacam program yang dilakukan Rutan Kelas I Depok dengan memberikan ketereampilan terhadap Warga Binaan. Salah satunya dengan memberikan Pembekalan Pelatihan Wirausaha atau disebut Sekolah Perwira tujuannya agar warga binaan ketika bebas bisa menjadi pelaku usaha.
Fauzan (35) contohnya, dengan raut wajah yang cukup tegang menawarkan secangkir kopi kepada petugas Rutan Kelas I Depok. Seolah dia, ingin memastikan bahwa produk kopi yang dibuatnya cukup sempurna.
Lantas, wajah Fauzan tersenyum lebar ketika disebut oleh seorang petugas yang memakai baju batik biru di Rutan Kelas I Depok, bahwa dia tak akan lama lagi untuk bisa keluar menghirup udara bebas dikarenakan sudah mengikuti masa tahanan.
“Senang bercampur lega karena sebentar lagi saya saya akan bebas dan bisa berkumpul dengan keluarga, apalagi saat ini saya sudah bisa mengelola usaha kopi dengan belajar di Rutan Kelas I Depok. Banyak program-program yang memang dilakukan oleh petugas di sini untuk merubah budaya kita (warga binaan-red) agar lebih baik dan bermanfaat ketika sudah bebas,’’ ucap Fauzan saat dalam keterangan yang diterima, Senin (22/5/2023).
Terbayang dibenak Fauzan dalam beberapa tahun terakhir ketika dia pertama kali berada di Rutan Kelas I Depok. Ia mengaku terpukul dan putus asa karena pikirannya kosong untuk menatap masa depan yang menurutnya tidak bersahabat. Saat ini, menurut Fauzan, dirinya Bersama warga binaan lain tak menyangka bisa membuat dan mengelola usaha kopi di Rutan Kelas I Depok. Kata Fauzan, ini salah satu modal awal yang berharga baginya untuk bisa lebih baik lagi dalam memulihkan kehidupan untuknya.
“Selama di Rutan Kelas I Depok banyak pelajaran yang kita ambil, tentunya masa lalu menjadi guru agar ke depan bisa lebih berhati-hati agar tidak berbuat kesalahan,’’ ucap Fauzan dengan penuh keyakinan.
Di tempat yang sama, Kepala Rutan Kelas I Depok, Andi Gunawan membenarkan banyak program yang dilakukan oleh Rutan Kelas I Depok. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kehidupan dan penghidupan bagi warga Binaan.
“Prosesnya ialah bagaimana membantu mengembalikan kehidupan warga binaan dengan cara memberikan keterampilan, mendorong agar mempunyai segudang harapan, konsep agar dia tidak kosong dan ia siap dengan rencana ke depan mau ngapain,’’ ucap Andi saat ditemui di ruang kerjanya.
“Warga Binaan saat ini sudah memiliki usaha Coffee Krabu (Kreasi Anak Bui), ini dikelola oleh Warga Binaan yang memang mempunyai minat untuk menjadi wirausaha,’’ tambah Andi lagi.
Mantan Karutan Marabahan, Kalimantan Selatan tersebut menceritakan tentang persyaratan untuk mengikuti pelatihan dan pembekalan kewirausahaan tidak lah sulit selama warga binaan mengikuti aturan yang sudah diterapkan oleh petugas Rutan Kelas I Depok. Menurut Andi persyaratannya sederhana yang paling penting ialah niat dan disiplin dalam mengikuti pelatihan termasuk telah mengikuti sepertiga masa tahanan.
“Mereka diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk belajar, semua warga binaan memiliki kesempatan yang sama tinggal kita melihat bakatnya dimana. Ada pembuatan Kopi, Elasan, Furnuture, Sablon, Menjahit. Bahkan alat giling dan mesin pembuatan kopi juga dibuat oleh warga binaan,’’ tutur Andi.
Sambil memperlihatkan beberapa karya warga binaan, Andi juga menyebut pihaknya intens melakukan komunikasi dengan pelaku UMKM-UMKM di luar dan juga Pemerintah Kota Depok. Kata Andi, dengan adanya kegiatan ini, ia berharap ketika keluar atau selesai menjalani masa tahanan, mereka mempunyai bekal ilmu yang didapatkan di rutan.
“Banyak program pelatihan yang dilakukan oleh Rutan Kelas I Depok agar mereka tidak jenuh selama menjalani masa tahanan dan untuk merek Kopi Krabu karya warga binaan Rutan Kelas I Depok sudah kita daftarkan ke Dirjen Hak dan Paten,’’ papar Andi.
Ditambahkan Andi, sesuai arahan dan instruksi dari Kemenkumham RI, bahwa pihaknya tengah berupaya untuk memanusiakan manusia. Caranya dengan menghilangkan citra Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang dulu kerap dianggap seram. Sebab, kata Andi kini Rutan tengah berubah fungsi menjadi sebuah wadah pendidikan dan pelatihan bagi warga binaan.
“Ini salah satu tujuan agar kelak ketika warga binaan keluar dan sudah dinyatakan bebas, bisa membuat usaha sendiri tanpa bergantung pada keluarga dan bisa menjadi orang lebih baik lagi,” tutup Andi.