Home Regional Tekankan Humanisme, Pangdam V/Brawijaya: Bertugaslah dengan Senyum Teritorial

Tekankan Humanisme, Pangdam V/Brawijaya: Bertugaslah dengan Senyum Teritorial

Surabaya, Gatra.com - Pangdam V/Brawijaya, Mayor Jenderal (Mayjen) Farid Makruf berpesan kepada prajurit TNI agar selalu menggunakan senyum teritorial untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat.

Hal itu ia sampaikan saat memberikan arahan kepada anggota TNI Kodim 0824 Jember, beberapa waktu lalu.

"Di mana pun kalian berada dan bertugas, gunakanlah senyum teritorial yaitu, sapa, salam dan senyum. Sehingga keberadaan TNI benar-benar didambakan masyarakat. Pendekatannya harus humanis,” pesan Farid Makruf.

Farid Makruf mengatakan senyum teritorial cukup ampuh digunakan untuk merebut hati rakyat.

Baca juga: Pangdam Cenderawasih Pastikan Posisi Pilot Susi Air Masih di Paro

"Dengan senyum teritorial akan mudah menjalin keakraban dengan masyarakat. Dengan senyum teritorial pula berbagai permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat dapat diselesaikan," kata Farid Makruf.

Farid mengatakan bahwa upaya tersebut pernah ia lakukan kala bertugas menjadi Danrem 162/Wira Bhakti, Mataram 2016-2018 dan Danrem 132/Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah.

Begitu juga saat bertugas di Mataram, NTB. Ia lakukan hal seupa saat di Bima. Perwira TNI abituren Akabri 1991 ini, harus melakukan upaya mengadang laju tumbuhnya radikalisme.

Tak berbeda, kala melakukan pembebasan tanah negara di kawasan wisata Mandalika, seluas 109 ha yang saat ini menjadi sirkuit Mandalika, Farid selalu menggunakan senjata senyum teritorial untuk menunjang keberhasilan tugas-tugasnya.

"Saya sudah buktikan sendiri senyum teritorial mampu menyelesaikan setiap permasalahan di tengah masyarakat. Itu yang saya lakukan di NTB dan Sulawesi Tengah. Alhamdulillah semua masalah selesai,” ucap Pangdam.

Baca juga: Pangdam V/Brawijaya Kunjungi Tuban, Sempatkan Ziarah ke Makam Sunan Bonang

Sebab itu, Farid Makruf mendorong Bintara Pembina Desa (Babinsa) untuk menerapkan senyum teritorial. Pasalnya, dalam pandangannya, Babinsa menjadi ujung tombak TNI dalam menjaga rakyat.

“Jika ada persoalan selesaikan dengan kepala dingin. Dengan demikian masyarakat akan menyayangi, mendambakan dan membanggakan kita sebagai anggota TNI yang notabene adalah pengayom masyarakat,” ujar Farid Makruf.

Farid mengeklaim bahwa semua persoalan kekerasan itu bisa diruntuhkan dengan senyum yang tulus, ikhlas dan tanpa pamrih. Melalui semangat kemanunggalan TNI-Rakyat.

“Begitu kita senyum duluan, masyarakat itu sudah simpati. Dari pada kita datang gagah-gagahan, mereka pasti dongkol. Ingat yah! Tidak boleh menyelesaikan masalah dengan marah-marah,” tegas Farid Makruf.

116