Home Nasional Survei SETARA Institute Tunjukkan 33 Persen Siswa SMA Siap Mati Jihad

Survei SETARA Institute Tunjukkan 33 Persen Siswa SMA Siap Mati Jihad

Jakarta, Gatra.com - Hasil survei dari SETARA Institute dan International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) memperlihatkan, pelajar di Indonesia, khususnya di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) masih tergolong toleran terhadap perbedaan ras dan etnis. Namun, ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh pemerintah terkait paparan radikalisme dan terorisme.

"Menjawab pertanyaan apakah akan menahan diri melakukan kekerasan dalam merespons penghinaan terhadap agama yang dianut, 20,2 persen responden menyatakan tidak bisa menahan diri," ucap Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasani di Jakarta, Rabu (17/5).

Hasani mengatakan, hal ini patut diwaspadai meskipun responden yang menyatakan dapat menahan diri angkanya jauh lebih tinggi, yaitu 79,8 persen. Survei yang dilakukan di Bandung, Bogor, Surabaya, Surakarta, dan Padang ini juga menunjukkan, 56,3 persen dari seluruh responden mendukung syariat Islam menjadi landasan negara.

"Oleh karenanya, dukungan terhadap persepsi bahwa Pancasila sebagai bukan ideologi yang permanen, artinya bisa diganti, juga sangat besar yakni 83,3 persen responden," kata Hasani.

Hal yang cukup mengagetkan lagi, sebanyak 33 persen responden setuju untuk membela agama mereka meskipun harus mati sekalipun. Padahal, 74,4 persen responden mengatakan tidak setuju jika agama di luar keyakinan mereka disebut sesat.

"Kemdikbudristek dan Kemenag (direkomendasikan untuk) membentuk instrumen pengawasan, pembinaan, dan desain respons yang demokratik atas fakta intoleransi yang melekat pada guru, tenaga kependidikan, dan siswa," tutup Direktur Eksekutif SETARA Institute.

147