Home Politik Sempat Merosot Usai Pro-Kontra Piala Dunia U-20, Elektabilitas Ganjar Kembali Melonjak Usai Deklarasi

Sempat Merosot Usai Pro-Kontra Piala Dunia U-20, Elektabilitas Ganjar Kembali Melonjak Usai Deklarasi

Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Charta Politika Indonesia mencatat, tren elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat menurun drastis usai pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Namun, elektabilitasnya kembali melonjak usai namanya dideklarasikan sebagai calon presiden (Capres) usungan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Adapun, tren itu tampak dari serangkaian survei elektabilitas capres yang dilakukan oleh Charta Politika Indonesia selama tiga bulan terakhir, yakni pada Februari 2023, April 2023, dan Mei 2023. Di mana, kedua peristiwa itu terjadi dalam kurun waktu tersebut.

"Betul, pada saat ramai isu Piala Dunia U-20, terjadi yang namanya guncangan atau tsunami politik yang berpengaruh secara elektoral," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam acara rilis survei bertajuk 'Dinamika Elektoral Pasca Isu Piala Dunia U-20 & Deklarasi Batu Tulis', Senin (15/5).

"Kalau kita lihat, dari biasanya Ganjar Pranowo ini ada selalu di angka yang bisa dikatakan solid, jauh di atas dua nama yang lain, mengalami penurunan cukup drastis, dari 37,8 persen di bulan Februari menuju 31,4 persen," imbuhnya.

Tren tersebut menunjukkan bahwa elektabilitas Ganjar saat itu merosot hingga 6,4 persen. Dengan kata lain, Ganjar diprediksi telah kehilangan sekitar 12 juta suara pascaperistiwa pembatalan status tuan rumah itu.

Bahkan, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada April 2023 sempat menyalip elektabilitas Ganjar. Padahl, Ganjar selalu menempati urutan pertama dalam survei Charta Politika Indonesia sejak Juli 2021 silam. Pada saat itu, elektabilitas Prabowo tercatat mencapai 33,1 persen.

Di samping itu, Charta Politika mencatat bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan justru tidak memperoleh insentif elektoral dari Ganjar pada periode ramainya isu pembatalan status tuan rumah itu. Elektabilitas Anies tercatat cenderung turun, dari 26,8 persen di Februari 2023 menjadi 25,2 persen pada April 2023.

Charta Politika Indonesia pun menemukan adanya kecenderungan kenaikan tren elektabilitas Ganjar pascaperistiwa pembatalan status tuan rumah itu. Kenaikan itu terjadi secara dramatis, tepatnya usai nama Ganjar dideklarasikan sebagai capres usungan PDI Perjuangan pada 21 April 2023.

"Ketika kita uji kembali, jeda waktu sekitar 10 hari setelah dilakukan deklarasi, kita lakukan survei, angkanya kemudian melejit menjadi 38,2 persen," ujar Yunarto. Angka itu bahkan terbilang lebih tinggi dibanding angka elektabilitas Ganjar sebelum ia terpapar isu pro-kontra Piala Dunia U-20.

Angka itu pun berhasil menempatkan Ganjar di puncak elektabilitas dalam hasil survei Mei 2023. Ganjar pun kembali mengungguli Prabowo yang elektabilitasnya mencapai 31,1 persen, maupun Anies dengan angka elektabilitas sebesar 23,6 persen.

"Dulu, kebanyakan pengamat menganggap pertarungan akan menuju pada pertarungan Mas Ganjar melawan Mas Anies, sekarang pertarungan akan menuju, sepertinya kepada pertarungan antara Mas Ganjar dengan Pak Prabowo, dalam situasi yang kita lihat dalam beberapa bulan terakhir," tandasnya.

Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan Charta Politika Indonesia secara tatap muka terhadap 1220 responden di seluruh Indonesia selama periode 2-7 Mei 2023. Adapun, margin of error (batas kesalahan) dari survei itu tercatat mencapai 2,82 persen.

146