Jakarta, Gatra.com - Lembaga survei Charta Politika Indonesia mencatat nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai sosok calon presiden (Capres) dengan elektabilitas tertinggi jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 mendatang. Adapun, elektabilitasnya itu mencapai angka 34,6 persen.
Survei tersebut juga mencatat, tingginya angka elektabilitas itu membuat Ganjar berhasil mengungguli dua kompetitor utamanya, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 28,1 persen dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 21,4 persen.
"Kalau kita baca dari konstelasi bottom-up, keinginan publik, memang tiga orang yang pantas untuk kemudian masuk ke dalam pertarungan, dan untuk porosnya sendiri adalah Mas Ganjar, Pak Prabowo, dengan Mas Anies," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya dalam acara rilis survei bertajuk 'Dinamika Elektoral Pasca Isu Piala Dunia U-20 & Deklarasi Batu Tulis', Senin (15/5).
Yunarto menilai, kecenderungan tiga poros itu dapat tergambar dari serangkaian hasil survei yang dilaksanakan selama dua tahun terakhir. Ketiga tokoh itu tetap menempati divisi papan atas bursa capres tanpa adanya perubahan signifikan. Bahkan, elektabilitas ketiganya terbilang jauh di atas tokoh yang berada di peringkat keempat.
Sebagai informasi, dalam survei Charta Politika Indonesia kali ini, nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tercatat berada di posisi keempat dengan elektabilitas sebesar 4,8 persen. Angka itu disusul oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno dengan 1,5 persen.
Adapun, nama Ganjar Pranowo tetap menempati posisi teratas dalam survei simulasi tiga nama capres, dengan angka elektabilitas mencapai 38,2 persen. Angka itu disusul oleh Prabowo dengan 31,1 persen, sementara Anies menempati posisi ketiga dengan 23,6 persen.
"Yang menyatakan diri menjadi undecided voters sudah di angka yang bisa dikatakan cukup kecil, dengan sisa waktu 9 bulan, ada di angka hanya 7,1 persen. Jadi sudah agak mengkristal kalau kita lihat," ujar Yunarto dalam kesempatan itu.
Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan Charta Politika Indonesia secara tatap muka terhadap 1220 responden di seluruh Indonesia selama periode 2 - 7 Mei 2023. Adapun, margin of error (batas kesalahan) dari survei itu tercatat mencapai 2,82 persen.