Jakarta, Gatra.com - Raksasa industri unggas, JAPFA melalui anak perusahaannya PT Ciomas Adisatwa di Kabupaten Bintan, mengekspor 23.000 ayam hidup ke Singapura. Ekspor dilakukan melalui jalur laut ini dinilai sebagai opsi pengiriman baru untuk memasok ayam segar ke negara tetangga. Nantinya, ayam hidup tersebut akan diproses di negara tujuan ekspor.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Nasrullah mengklaim bahwa ekspor ayam hidup ke Singapura menjadi bukti kualitas produk peternakan Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Di sisi lain, Nasrullah menyebut portensi produksi daging ayam ras nasional tahun 2022 mencapai 3,67 juta ton.
"Hal ini menunjukkan Indonesia adalah negara yang mampu mensuplai kebutuhan unggas dan produk turunannya bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tetapi siap untuk mensuplai kebutuhan pangan global," ujar Nasrullah dalam keterangannya, dikutip Senin (15/5).
Direktur JAPFA, Herwanto mengatakan ekspor perdana ayam hidup ke Singalura menjadi tonggak sejarah untuk dunia perunggasan nasional. Diketahui, JAPFA berhasil memenuhi permintaan dan standar Singapura. Sebanyak 1.500 ton atau sekitar 900.000 ayam hidup ditargetkan diekspor ke Singapura pada tahun 2023.
"Pengiriman ayam hidup ke luar negeri yang pertama sepanjang sejarah ini merupakan kolaborasi antara JAPFA, pemerintah Indonesia, Singapura dan para pemangku kepentingan lainnya. Tidak hanya ayam hidup, kami juga sedang menjajaki peluang ekspor produk perunggasan lainnya," kata Herwanto.
Chief Executive Officer JAPFA Grup (Ltd), Tan Yong Nang menyatakan bahwa ekspor yang dilakukan ekspor ayam hidup ke Singapura berhasil dilakukan karena model bisnis yang terintegrasi secara vertikal telah memenuhi standar kualitas permintaan dari Singapura.
"Kami berharap dapat memperluas kontribusi kami untuk menyediakan bahan makanan berprotein hewani yang berkualitas bagi masyarakat Singapura," jelas Tan Young Nang.