Jakarta, Gatra.com - Menurut analisis yang dilakukan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sebanyak 92% masyarakat di internet (warganet) di aplikasi Twitter mengeluhkan tindakan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang beberapa waktu lalu, memanggil para ketua umum (ketum) partai politik ke Istana Negara.
Data Analist Indef, Maisie Sagita mengatakan dari total 15,598 percakapan atau perbincangan di media sosial tentang tindakan Jokowi tersebut, ada sekitar 8% warganet yang menganggap tindakan tersebut wajar dilakukan seorang kepala negara menjelang tahun politik.
“Kami temukan juga bahwa, dari 8 persen publik yang merasa tindakan ini wajar, semuanya itu sepakat kalau hal itu wajar karena Presiden wajib ‘cawe-cawe’ sesuai dengan sunpah jawabatannya,” kata Maisie dalam diskusi publik ‘Netralitas Presiden, Abuse of Power dan Penodaan Demokrasi’ secara virtual pada Minggu (14/5/2023).
Cawe-cawe yang dimaksud adalah Presiden perlu ikut mengarahkan siapa saja para tokoh yang punya semangat dan jiwa nasionalisme untuk berlaga di Pilpres 2024. Jangan sampai orang yang maju capres justru orang yang akan menjerumuskan dan merusak Indonesia.
Disisi lain, 79.4% warganet menganggap Presiden sharusnya bersikap netral dan tak gunakan Istana untuk kepentingan pribadi. Adapula yang menyorot tindakan Jokowi yang tidak mengundang Nasdem, dalam sebuah pertemuan, seakan sedang bermusuhan dan bukan bagian dari koalisi.
Adapun, analisis pendapat masyarakat ini dilakukan pada periode 28 April hingga 08 Mei 2023. Di mana, analisis ini dilakukan di sosial media Twitter dengan total 12,144 akun media sosial, 15,598 pembicaraan atau perbincangan, di mana 75.5% perbincangan tersebur berasal dari Pulau Jawa.