Jakarta, Gatra.com – Head of Skinproof, Theresia Sinandang, mengatakan, klaim pada kemasan suatu produk, materi iklan, maupun bentuk medium lainnya untuk memasarkan produk kosmetik harus jujur dan bisa dibuktikan secara ilmiah.
Selain itu, kata Theresia di Jakarta, Sabtu (13/5), klaim pemasaran juga tidak boleh menghubungkan produk dengan properti atau efek yang sebenarnya tidak dimiliki produk tersebut dan semua klaim yang dibuat harus dapat dibuktikan.
Ia menjelaskan, dalam industri kosmetik, produk klaim merupakan salah satu strategi pemasaran yang populer dan paling sering ditemui, baik pada kemasan produk maupun materi iklan pada berbagai platform media.
Berbagai merek kosmetik menggunakan klaim produk sebagai narasi untuk memperkenalkan produk mereka kepada konsumen dengan menjelaskan manfaat dan hasil yang bisa didapatkan dari penggunaan produk tersebut.
Cosmetic, Toiletry & Perfumery Association (CTPA) dan Advertising Standard Authority (ASA), kata Theresia, mengategorikan klaim produk kosmetik menjadi lima, yakni:
1. Performance Claim
Performance klaim ini berkaitan dengan efek suatu produk, seperti “mengurangi garis halus” atau “melindungi kulit selama 24 jam”.
2. Ingredients Claim
Klaim ini menyatakan kandungan atau kombinasi dari kandungan yang memberikan khasiat tertentu pada produk, misalnya “mengandung retinol untuk mengurangi kerutan”.
3. Sensory Claim
Klaim ini terkait dengan sensasi atau pengalaman sensori saat menggunakan produk, seperti “membuat kulit terasa halus dan lembut” atau dapat juga berupa estetika produk sensori, seperti “roll-on applicator”.
4. Combination Claim
Kombinasi kalim adalah gabungan dari klaim-klaim tersebut di atas, yakni performance claim, ingredients claim, dan sensory claim.
5. Comparison Claim
Klaim perbandingan ini untuk menggambarkan komparasi produk dengan produk lainnya agar konsumen dapat melihat perbedaan yang signifikan dari keduanya.
Ia menjelaskan, setelah klaim diklasifikasi dan ditentukan, perusahaan kosmetik terkait harus memberikan bukti ilmiah yang dapat divalidasi oleh sumber yang kredibel menggunakan beberapa metode pilihan, seperti sensory property analysis, consumer testing, in vivo clinical atau expert assessment, instrumental test, atau in vitro atau ex vitro test.
Skinproof, anak perusahaan Arya Noble yang berfokus pada riset konsumen dan pengujian produk di industri kosmetik, kecantikan, wellness, dan perawatan pribadi, kata Theresia, telah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melakukan product testing dan consumer research melalui berbagai metode-metode tersebut.
“Dalam industri kosmetik yang sangat kompetitif, klaim produk dapat menjadi alat yang efektif untuk membedakan merek dan menarik perhatian konsumen,” ujarnya.
Theresia mengingatkan, penting untuk memastikan bahwa klaim produk yang dikomunikasikan dapat dibuktikan secara ilmiah karena klaim produk harus digunakan dengan hati-hati dan transparan untuk membangun kepercayaan konsumen.
Ia juga memaparkan bahwa dalam memilih produk kosmetik yang tepat, pertama-tama konsumen perlu mengetahui hal yang sangat mendasar, yaitu kondisi dan permasalahan kulit masing-masing.
“Kondisi kulit setiap orang berbeda, sehingga produk yang cocok bagi seseorang mungkin tidak cocok pada kulit orang lain,” ujarnya.
Ketidakcocokan suatu produk karena salah satunya kulit kedua orang tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum memilih produk, penting untuk mengetahui kondisi dan kondisi kulit agar dapat mendapatkan produk yang sesuai.
Selain itu, konsumen perlu berhati-hari terhadap klaim produk yang terlalu menjanjikan. Konsumen harus membaca label suatu produk dengan kecantikan maupun lainnya secara saksama.
“Dengan akses informasi yang tersedia luas saat ini, konsumen bisa mendapatkan sumber informasi yang kredibel untuk mengetahui kandungan kosmetik dan efeknya terhadap kulit dengan sangat mudah,” katanya.
Menurutnya, dengan mengetahui kandungan kosmetik dan efeknya, konsumen dapat mempertimbangkan secara baik apakah suatu produk sesuai dengan kebutuhan kulitnya atau tidak, setelah membaca label produk tersebut.