Pessel, Gatra.com - Ratusan unit rumah di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) dilanda banjir. Setidaknya 10 kecamatan terdampak banjir akibat tingginya curah hujan sejak Sabtu sore hingga saat ini.
Berdasarkan informasi yang diterima Gatra.com, 10 kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan XI Koto Tarusan, Bayang, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Basa Ampek Balai Tapan, Ranah Ampek Hulu, hingga Kecamatan Silaut.
"Yang terdata baru empat kecamatan, dan 300 kepala keluarga (KK), karena titik banjirnya terlalu banyak dan personel terbatas," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pesisir Selatan, Defrisiswardi saat dihubungi via telepon Ahad, (7/5).
Dia menyebut, dengan banyaknya titik banjir tersebut diperkirakan lebih dari 1000 unit rumah yang terdampak. Namun yang paling parah di Nagari Langkitan, Kecamatan Lengayang, dan Nagari Palangai Gadang, Kecamatan Ranah Pesisir.
Kemudian kawasan terparah lainnya, yakni di Nagari Duku Utara, Kecamatan Tarusan, Nagari Punggasan Timur, Kecamatan Linggo Sari Baganti, serta Nagari Sungai Nyalo dan Nagari Empat Koto Hilir, Kecamatan Batang Kapas.
"Ketinggian air beragam, bahkan ada yang mencapai 1 meter lebih. Satu jembatan gantung di Kecamatan Sutera ada yang hanyut dibawa arus banjir," terangnya.
Defrisiswardi juga menjelaskan, bencana banjir ini terjadi akibat diguyur hujan sejak pukul 15.30 WIB hingga saat ini. Semua warga yang terdampak saat ini terpaksa mengungsi di lokasi ketinggian karena khawatir adanya banjir susulan yang lebih besar.
Kendati tak ada korban jiwa, namun banjir berdampak menggenangi ribuan rumah warga di Pesisir Selatan. Selain itu, banjir juga berdampak akses jalan nasional Padang Painan tidak bisa dilewati, dan kemacetan mencapai 3 kilometer lebih.
"Sampai saat ini belum ada informasi korban jiwa, namun warga yang mengungsi sangat membutuhkan makanan siap saji karena tidak bisa memasak akibat banjir," ujarnya.
Untuk informasi, hingga saat ini personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Pesisir Selatan, bersama tim gabungan, seperti TNI-Polri serta pihak nigari (desa) setempat masih di lokasi. Tujuannya untuk melakukan pendataan, serta mengevakuasi warga terdampak banjir.