Demak, Gatra.com - Raden Abdul Fatah, 14 tahun tumbuh dan besar di Palembang sampai akhirnya menginjakkan kakinya kembali ke tanah Jawa dan menjadi Sultan Demak ke I pada masa 1478-1518 M.
Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si berkesempatan untuk bertandang dan ziarah ke makam Raden Fatah di kawasan Masjid Agung Demak, Jawa Tengah, Jumat (5/5).
Baca Juga: 75.362 Siswa Lulus SPAN-PTKIN 2023, Ini 10 Kampus Paling Diminati
Kedatangan Nyayu disambut hangat oleh Ketua Ta'mir Masjid Agung Demak KH. Abdullah Syifa. Banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Nyayu pun berharap terus bisa berkolaborasi dalam peradaban Islam di Indonesia.
Menurut Rektor, tak banyak yang mengetahui sejarah Raden Fatah hingga nama tersebut menjadi nama Perguruan Tinggi Keagaam Islam di Sumatera Selatan.
“Ini juga menjadi alasan bagi akademisi UIN Raden Fatah untuk masuk dalam perjalanan panjang Raden Fatah kecil hingga menjadi Raja Islam di Jawa,” ungkapnya.
Etnis cina yang melekat pada darah Raden Fatah menjadi bukti bahwa perjuangan hidup bersama ibunda Putri Campa tidak dapat dipandang sebelah mata. Terlebih di usia yang masih muda Raden Fatah kembali ke pulau Jawa untuk bertemu dengan ayahnya.
“Sejarah Raden Fatah menjadi hal yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh, dan tidak hanya itu saja. Nantinya kita bisa melakukan banyak hal dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi,” terangnya.