Mataram, Gatra.com - Perjalanan hidup Sersan Dua (Serda) I Made Yudha Perdana kelahiran Mataram, 24 Mei 2002, sangat menginspirasi. Ia merupakan anak panti Asuhan Darma Laksana Mataram yang berhasil menjadi anggota TNI-AD melalui seleksi Secaba jalur agama.
Yudja adalah seorang piatu, sejak SD sudah ditinggal oleh ibunya. Bapaknya hanya seorang pekerja bengkel yang berpenghasilan jauh dari kata cukup serta memiliki enam orang saudara kandung.
Baca Juga: Anak Panti Sabet 2 Medali Emas Kejuaraan Pencak Silat
Di Panti itulah dia bersama adik-adik dan kakak yang berasal dari berbagai pulau, seperti Maluku, Sulawesi, dan Lombok. Di Panti ini dia dididik tentang agama, budi pekerti serta pelajaran untuk masuk sekolah ke jenjang berikutnya sampai tamat SMA dan menjadi seorang tentara.
Pengasuh Panti Asuhan Darma Laksana Mataram, Dewa Wayan Parnaya, Kamis (4/5), menjelaskan, Yudha lahir di tengah keluarga miskin dan hidup di panti tidak membuatnya berkecil hati.
Sejak kecil, dia selalu bersemangat untuk menjadi anggota TNI-AD. Dengan rajin belajar, melatih jasmani setelah mengikuti kegiatan wajib di panti dan menjaga kesehatannya.
Ketua Panti Asuhan Darma Laksana, Made Selamet, menambahkan, sebelum Yudha masuk ke panti, pihak yayasan sudah lama memantau keluarga Yudha yang masuk katagori sangat tidak mampu.
Sewaktu kecil, Yudha kadang sekolah kadang-kadang tidak. Ini disebabkan harus berebutan untuk menggunakan pakaian seragam sekolah dengan saudara-saudranya yang memang rata-rata umurnya tidak terpaut jauh.
“Oleh pengasuh, Yudha kecil terus dimotivasi agar tamat SD. Setelah tamat SD, Yudha baru diambil oleh panti untuk menjadi anak panti dikarenakan aturan panti asuhan ini menerima anak yatim piatu dan anak anak dari keluarga miskin," kata Selamat.
Nilai Yudha dari SMP dan SMA sangat bagus, di sela-sela kesibukan kegiatan panti, Yudha selalu melatih dirinya untuk mempersiapkan diri menjadi anggota TNI AD.
I Made Selamet yang juga anggota DPRD NTB ini, menyampaikan, hal ini menjadi contoh bahwa anak dari keluarga tidak mampu dan dibesarkan di panti asuhan bisa menjadi tentara asalkan ada tekad dan kemauan serta disiplin dari kecil pasti mampu mencapai cita citanya.
“Tanpa uang sepeser pun hal ini dibuktikan oleh Yudha,” tutur I Made Selamet sambil meneteskan air mata mengenang perjuangan anak asuhnya.
Baca Juga: Anak Panti di Padang Panjang Butuh Perhatian Pemda
Sementara itu, Danrem 162/WB, Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo, menuturkan bahwa Korem memberikan kesempatan bagi putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi Prajurit TNI AD, terlebih terhadap anak yatim, piatu, dan anak anak tidak mampu yang memiliki motivasi tinggi akan diberikan prioritas, sesuai arahan dari KSAD ataupun Pangdam IX/Udayana.
“Karena untuk menjadi anggota TNI AD sepeser pun tidak dipungut biaya. Hal ini dibuktikan oleh Sersan Dua I Made Yudha Perdana, yang sampai saat ini masih mengikuti pendidikan kejuruan infanteri di Dodiklatpur Rindam IX/Udayana Pulaki Buleleng, Bali, selama 16 minggu,” tandas Brigjen Aris.