Jakarta, Gatra.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, harga Indonesia Crude Price (ICP) telah ditetapkan sebesar US$79,34 per barel pada April 2023. Harga tersebut meningkat dibandingkan dengan bulan Maret 2023 yakni sebesar US$74,59 per barel.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, berdasarkan dari Analisa Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, kenaikan ICP Bulan April salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan dari OPEC+.
"Pada awal April, OPEC+ mengumumkan tambahan pemangkasan produksi sebesar 1,16 juta Barrel Oil Per Day (BOPD), di luar ekspektasi pasar. Sehingga total pemotongan produksi OPEC+ termasuk perpanjangan pemotongan produksi Rusia menjadi sebesar 3,66 juta bopd, setara dengan 3,7% dari permintaan minyak mentah global," ujar Agung dalam keterangan resmi dikutip pada Kamis, (4/5).
Baca juga: SKK Migas Catatkan Realisasi Lifting Minyak di Kuartal I-2023 Mencapai 612 Ribu Barel per Hari
Agung juga menjelaskan, berdasarkan dari laporan dari Energy Information Administration (EIA) terjadi penurunan stok pada April dibandingkan dengan Maret 2023. Dengan rincian minyak mentah sebesar 9,1 juta barel menjadi 460,9 juta barel, Gasoline sebesar 1,5 juta barel menjadi 221,1 juta barel, dan Distillate sebesar 1,6 juta barel menjadi 111,5 juta barel.
Kemudian kata Agung, faktor lain yang juga mempengaruhi kenaikan ICP pada April yakni penghentian pasokan minyak mentah Irak melalui pipa oleh Turki sebesar 450.000 bopd. Hal tersebut terjadi setelah Irak memenangkan arbitrase yang mengatakan bahwa Turki telah melanggar kesepakatan bersama dengan mengijinkan Pemda Kurdistan melakukan ekspor tanpa persetujuan dari Pemerintah Pusat Irak.
Sementara itu, dalam laporan OPEC pada bulan April 2023, kata Agung, terkait pertumbuhan permintaan minyak dunia tahun 2023 tidak berubah dari laporan bulan sebelumnya sebesar 2,3 juta bopd. Namun permintaan minyak di negara-negara Non-OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) direvisi lebih tinggi karena peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih baik dari perkiraan di China, Timur Tengah, Amerika Latin dan wilayah Eropa lainnya.
Sedangkan dalam laporan IEA (International Energy Agency) bulan April 2023, menyebutkan bahwa pertumbuhan permintaan minyak mentah dunia tahun 2023 sebesar 2 juta bopd menjadi sebesar 101,9 juta bopd, merupakan rekor tertinggi, seiring pulihnya konsumsi minyak China, terutama setelah pencabutan kebijakan zero-covid.
Selain itu IEA juga menyampaikan bahwa pasokan minyak mentah dunia turun sebesar 400.000 bopd akibat pemotongan produksi sejumlah produsen di bulan Mei. Senada dengan laporan jumlah oil rig AS dari Baker Hughes, yang merupakan indikator potensi pasokan minyak, mencapai level terendah sejak Juni 2022.
Baca juga: Kejar Target 1 Juta Barel Per Hari, PetroChina Bakal Tajak 11 Sumur Minyak di 2023
Untuk Kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh perekonomian China yang tumbuh sebesar 2,2%, peningkatan impor minyak mentah serta peningkatan aktivitas kilang China untuk memenuhi permintaan ekspor BBM dan peningkatan konsumsi lokal, setelah pencabutan kebijakan zero-covid.
"Kemudian, permintaan BBM yang kuat dari India hasil pertumbuhan ekonomi yang stabil, berkat dukungan rencana belanja pemerintah dan pemotongan pajak penghasilan," tandas Agung.
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan April 2023 dibandingkan bulan Maret 2023:
-Dated Brent naik sebesar USD6,38 per barel dari US$78,56 per barel menjadi US$84,94 per barel.
-WTI (Nymex) naik sebesar USD6,07 per barel dari US$73,37 per barel menjadi US$79,44 per barel.
-Brent (ICE) naik sebesar USD4,16 per barel dari US$79,21 per barel menjadi US$83,37 per barel.
-Basket OPEC naik sebesar USD5,91 per barel dari US$78,45 per barel menjadi US$84,36 per barel.