Jepara, Gatra.com - Bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana dingin, serta pemandangan alam yang indah, bisa mencoba sensasi wisata baru di obyek wisata Astana Hinggil, Desa Sumosari, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Destinasi wisata ini berada di ketinggian 600 - 700 Mdpl dan kerap dijuluki sebagai Bandungannya Jepara. Di tempat ini, pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan alam yang luar biasa. Sejak H+2 Lebaran hingga Kamis (27/4) tercatat tiap hari ada sekitar 700 - 800 pelancong, baik wisatawan lokal, luar daerah, hingga turis mancanegara.
Astana Hinggil menawarkan dua pemandangan indah sekaligus. Jika melihat ke arah timur maka terpampang pemandangan indah Gunung Muria. Jika pandangan mengarah ke barat maka pengunjung disuguhi kawasan pesisir Jepara, Pulau Panjang dan pesona Laut Jawa.
Selain pemandangan indah dan hawa yang sejuk, pengunjung juga betah berlama-lama di Astana Hinggil. Sebab ada beragam spot menarik dan instagramable hingga berbagai wahana permainan di lokasi seluas 10 hektare plus 5 hektare lahan PKS dengan Perhutani ini. Mulai dari paintball flying fox, trek joging, camping ground, waterboom, kolam renang hingga mini zoo.
Tak hanya itu, Astana Hinggil juga menawarkan sensasi petik buah langsung dari pohonnya. Mulai dari tiga jenis buah alpukat, kelengkeng, jeruk pamelo, jambu kristal, jeruk lemon, belimbing madu, kelapa kopyor dan lainnya. Buah yang dipetik nanti ditimbang dan dihitung harganya oleh kasir di Astana Hinggil.
Selain itu ada juga beragam varian buah durian. Mulai dari Musangking duri hitam, Bawor, Montong hingga Petruk khas Jepara. Meskipun khusus untuk petik durian, belum bisa dilaksanakan tahun ini.
Pemilik Astana Hinggil H Abdul Wachid mengatakan ada 600 pohon durian dari berbagai jenis. Pihaknya sengaja menanam raja buah itu khususnya Durian Petruk karena ingin mengembalikan kejayaan salah satu komoditas khas Jepara itu.
"Durian Petruk itu punya ciri khas baik aroma, rasa hingga isinya. Ini yang kita kembangkan agar Durian Petruk tetap abadi di Jepara. Semoga dalam beberapa tahun mendatang sudah berbuah maksimal," harap Abdul Wachid, Kamis (27/4).
Deretan gazebo dan gardu pandang membuat pengunjung rela berlama-lama sembari menikmati pemandangan hijau di depan mata.
Pengunjung juga bisa menyewa villa dengan konsep rumah Jawa yang ada di Astana Hinggil. Harganya juga tak bikin kantong jebol. Per malam hanya kisaran ratusan ribu rupiah.
Abdul Wachid berharap kehadiran Astana Hinggil bisa menambah semarak destinasi wisata di Kota Ukir. Jika selama ini Jepara lebih dikenal karena pesona pesisir pantai putihnya maka kini ada destinasi wisata lain yang bisa ditawarkan kepada para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
"Rombongan instansi pemerintah maupun swasta juga sering beraktivitas di Astana Hinggil. Sebab kita memiliki ruang meeting terbuka (joglo besar) maupun yang tertutup (ball room ) yang kapasitasnya bisa menampung hingga 200 orang," jelas anggota DPR RI asli Jepara ini.
Salah seorang pengunjung Astana Hinggil, Ella Shofa mengatakan mengetahui tempat wisata ini dari pemberitaan media dan postingan di media sosial. Ia yang berasal dari luar Jepara tertarik ke Astana Hinggil karena ingin menikmati liburan di kawasan perbukitan yang berhawa sejuk dengan udara segar. Terlebih saat ini kondisi cuaca cenderung panas dan gerah, bahkan saat malam hari.
Ella Shofa dan keluarga juga memutuskan menginap di salah satu villa di Astana Hinggil. Kebetulan saat malam hari turun hujan dengan deras. Pagi harinya ia takjub melihat kabut tebal menyelimuti lembah dan perbukitan di kawasan Astana Hinggil.
"Suasananya jadi syahdu banget. Penginapannya juga oke bernuansa etnik dan jadul tapi bersih dan nyaman. Mantap sekali semoga lain waktu bisa ke Astana Hinggil lagi," terangnya.
Pengunjung lain, Padika Tirtadama mengaku senang bisa berwisata ke Astana Hinggil. Tidak perlu jauh ke Bandungan, di sini mereka bisa melakukan aktivitas bermain dan juga berenang. "Senang sekali, bisa berenang sambil menikmati alam. Jadi betah," tuturnya.