Home Internasional Hawa Panas Menyengat Filipina, Guru Pindahkan Kelas

Hawa Panas Menyengat Filipina, Guru Pindahkan Kelas

Sariaya, Gatra.com - Seorang guru di Filipina memutuskan memindahkan kelasnya keluar ruangan saat hawa panas menyengat. Dia mengumpulkan murid-muridnya sambil meminta untuk membawa kursinya masing-masing. Lalu mengantar mereka ke halaman yang dinaungi bayangan panjang gedung sekolah. Hari itu, kelas berlangsung disana.

Joel Casungcad, yang mengajar di Sekolah Menengah Nasional Integrasi Lutucan, di kota Sariaya, 120km selatan ibu kota Manila, memposting foto murid-muridnya yang mengikuti ujian di lapangan terbuka di laman Facebook. “Hindari panas, cegah kecurangan,” tulisnya di postingan Facebook-nya.

Foto-fotonya menjadi viral, karena postingannya dikutip media Filipina. Kepada media, dia mengungkapkan alasannya, seperti dilaporkan laman Straits Times, Rabu (26/4).

“Cuaca sangat panas pada hari Kamis. Saya khawatir mereka mungkin tidak dapat fokus pada ujian mereka, bahwa mereka hanya akan mengipasi diri mereka sendiri. Jadi, saya berpikir untuk memberikan ujian di luar ruangan,” kata Casungcad kepada stasiun radio Bombo Radyo.

“Ini pendekatan naturalistik,” katanya kepada surat kabar Balita. “Di luar, ada pepohonan dan udara segar.”

Dia mengatakan hampir tiga lusin siswanya berada di luar dari jam 7 pagi sampai jam 11 pagi, "tepat sebelum matahari mencapai puncaknya di langit, dan kami kehilangan naungan apa pun yang dapat diberikan bangunan kami".

Filipina, bersama dengan banyak negara lain di Asia, sedang dihanguskan oleh gelombang panas yang menurut seorang ahli iklim terkemuka bisa menjadi yang terburuk di benua itu.  Suhu di India, Myanmar, dan Thailand telah mencapai 45 derajat Celcius.

Di Filipina, suhu meningkat sampai sekitar 37 derajat C. Para siswa di negara tersebut sangat terpengaruh, karena bangunan sekolah mereka terbakar panas.

Hampir 150 siswa sekolah menengah di provinsi selatan Manila menderita sengatan panas setelah pemadaman listrik melanda sekolah mereka pada bulan April. Tujuh dari mereka pingsan, dan dua harus dibawa ke rumah sakit.

140