Jakarta, Gatra.com – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru saja menyampaikan temuan survei terbarunya. Kali ini survei tersebut terkait tren elektabilitas partai politik khusus di kalangan pemilih kritis.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, mendefinisikan pemilih kritis sebagai kelompok yang pendirian politiknya tidak mudah goyah atau dipengaruhi, bahkan justru bisa memengaruhi pemilih lain. Ia menyebut pemilih kritis biasanya menggunakan telepon pintar untuk mengakses informasi soal kondisi sosiopolitik terkini. Ia mengatakan kelompok ini berjumlah 80% dari total populasi pemilih di Tanah Air.
Dalam surveinya kali ini, SMRC mengajukan satu pertanyaan simulasi: apabila pemilihan legislatif (pileg) dilakukan sekarang, partai mana yang akan dipilih oleh kelompok pemilih kritis. Temuannya menunjukkan bahwa PDI Perjuangan masih menjadi favorit.
PDIP sukses menarik suara sebanyak 16,1%. Posisi PDIP kemudian disusul oleh Gerindra sebanyak 11,7% dan Golkar 8,7%. Posisi-posisi tersebut kemudian disusul oleh PKB 6,1%, Demokrat 5,1%, Nasdem 4,9%, PKS 4,4%, Perindo 3,3%, PPP 2,3%, PAN 1,6%, dan seterusnya.
“Kalau kita lihat elektabilitas partai-partai di sini, lalu kita bandingkan dengan hasil Pemilu 2019, tampaknya proporsi dukungan kepada partai tidak jauh berbeda. Belum ada perubahan yang signifikan, di mana partai yang mendapatkan dukungan paling besar masih ditempati PDI Perjuangan, Gerindra, dan Golkar sebagaimana hasil Pemilu 2019,” kata Deni Irvani dalam keterangan video, Selasa, (25/4/2023).
Meski begitu, dalam kurun waktu April 2020 hingga April 2023, SMRC juga mencatat terjadi penurunan angka dukungan kepada PDI Perjuangan dari kelompok pemilih kritis. Penurunan terjadi dari 23,1% menjadi 16,1%, yang sekaligus menjadi yang terendah selama periode tersebut. Dukungan tertinggi pemilih kritis terhadap PDIP terjadi pada Agustus 2020, yakni 29,1%.
Dalam periode yang sama, SMRC menyebut Golkar cenderung mengalami kenaikan dukungan dari pemilih kritis, yakni dari 5,1% menjadi 8,7%. Dukungan pemilih kritis tertinggi terhadap Golkar terjadi pada Oktober 2022 dengan angka 9,0%, dan terendah Oktober 2021 dengan angka 4,3%.
“Kita bisa simpulkan dari 9 partai politik yang ada di parlemen yang ada perubahaan kelihatan cukup signifikan ada PDI Perjuangan dan Golkar di mana PDI Perjuangan cenderung menurun dukungan pada kelompok pemilih kritis, sebalinya Golkar cenderung mengalami penguatan,” kata Deni.
“Meskipun ada fluktuasi dukungan dari waktu ke waktu, namun proporsi dukungan pada partai dibanding pemilu 2019, terlihat tidak banyak berubah. Posisi teratas masih ditempati oleh PDI Perjuangan, Gerindra, dan Golkar,” imbuh Deni.
Survei SMRC ini dilakukan pada tanggal 18-19 April 2023. Pemilihan sampel yang dilakukan adalah dnengan metode random digit dialing (RDD). RDD merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan metode RDD ini, SMRC sukses meraup total sebanyak 831 responden yang terverifikasi. Sejumlah responden tersebut diwawancarai melalui smabungan telepon. Margin of error survei ini diperkirakan kurang lebih 3,5% pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi simple random sampling.