Grobogan, Gatra.com - Keluarga almarhum Asmuri (69) diam seribu bahasa, Jumat (21/4) siang, di kediamannya di Desa Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Sekira pukul 10.30 WIB, Muhammad Toha (36) putra almarhum Asmuri mendampingi ibunya Srikayati mengaku kaget sekaligus bahagia mengucapkan syukur saat dikunjungi Joko Suranto, sosok pengusaha sukses asal Grobogan yang dikenal suka berbagi dan membantu masyarakat.
Srikayati mengaku gembira dengan kedatangan pengusaha sukses yang dikenal senang berbagi ini.
Istri almarhum Asmuri inipun menceritakan detik-detik kedatangan Joko Suranto yang didampingi kakak kandungnya Supardi dan keponakannya, Burhanudin di kediamannya.
"Iya kaget, Alhamdulillah Pak Joko datang ke rumah kami berkenan ikut mendoakan mendiang suami saya serta memberikan pencerahan dan dukungan ke keluarga kami. Terima kasih Pak Joko, saya doakan sehat selalu," terang Srikayati.
Seperti diketahui, sebelum meninggal dunia Asmuri sempat menjalani perawatan hingga 17 hari di Rumah Sakit Yakkum Purwodadi.
Nahas, pasca 24 pulang dari RS Yakkum Asmuri menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (10/4) lalu.
Peristiwa meninggalnya Asmuri sempat viral di media sosial akibat adanya dugaan pemulangan paksa dari pihak RS Yakkum Purwodadi.
Menurut Srikayati, saat ini, suasana duka masih menyelimuti dirinya dan keluarganya. Hal itu lantaran Asmuri sang suami bersamanya akan menunaikan ibadah haji tahun ini.
Akibat musibah tersebut rencana ibadah haji bersama keluarganya harus kandas. "Iya (masih berduka), namun saya terus berdoa agar suami saya Husnul Khatimah," tambahnya.
Adanya kunjungan dari Joko Suranto, lanjut Srikayati, telah memberikan semangat bagi dirinya serta keluarga untuk tetap tegar menghadapi musibah meninggalnya Asmuri.
"Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih atas kunjungan serta bantuan yang diberikan kepada keluarga kami," terangnya.
Pada bagian lain, Muhammad Toha (36) anak kedua almarhum Asmuri, mengaku semakin tegar atas semangat, pencerahan serta doa untuk mendiang ayahnya yang diberikan Joko Suranto bersama keluarga.
Terlebih, kesedihan akibat peristiwa memilukan selama ayahnya menjalani perawatan selama 17 hari di RS Yakkum Purwodadi.
Ia pun mengaku kecewa atas pelayanan medis serta perlakuan sejumlah perawat menurutnya telah merendahkan keluarganya.
"Kami tidak tahu sama sekali jika Pak Joko mengunjungi keluarga kami. Saya kaget bercampur perasaan gembira. Terima kasih Pak Joko telah memberikan pencerahan kepada keluarga kami. Saya sangat lega sekarang. Seorang tokoh pengusaha besar telah peduli kepada kami" ujarnya.
Sementara itu, Joko Suranto mengaku prihatin atas musibah yang menimpa keluarga almarhum Asmuri.
Kegiatan silaturahmi ke keluarga almarhum Asmuri ini serangkaian kegiatan pulang kampung di Desa Jetis, Karangrayung, Grobogan pada Jumat (21/4) hari ini.
Joko menuturkan, tiap tahun dirinya pasti mudik ke Grobogan. Sebab sudah menjadi tradisi. Ia mudik bersama keluarga dari Jawa Barat menuju Surakarta selanjutnya baru ke Grobogan.
"Tiap tahunnya pasti mudik ke Grobogan, sudah menjadi tradisi. Di sini saya ikut prihatin, semoga almarhum Bapak Asmuri Husnul Khatimah, keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ujarnya.
Joko juga mengungkapkan, jika pihaknya pernah mengalami peristiwa yang hampir serupa seperti dialami pihak keluarga Asmuri. Atas hal tersebut, ia mengaku tergerak hati untuk bersilaturahmi ikut mendoakan almarhum Asmuri.
Peristiwa tersebut, lanjut Joko Suranto, saat almarhum ayahandanya mendapatkan perawatan medis yang menurutnya tidak sesuai prosedur penanganan pasien.
Hingga akhirnya, ayahandanya terpaksa dipindahkan ke salah satu rumah sakit di Kota Solo untuk mendapatkan perawatan medis sesuai dengan prosedur serta yang terbaik untuk penanganan penyakit ayahhandanya.
"Dulu saat bapak saya sakit juga mengalami hal yang hampir serupa, yakni penanganan medis yang menurut keluarga kami tidak sesuai prosedur. Akibat hal tersebut perawatan langsung dipindahkan ke rumah sakit di Kota Solo," terangnya.
Ia pun menegaskan, peristiwa yang dialami almarhum Asmuri tidak terulang lagi. Sudah seharusnya, saat pasien mendapat perawatan di rumah sakit, jika kondisi pasien masih sakit harus tetap mendapatkan perawatan intensif.
"Seharusnya pasien pulang dari rumah sakit kalau sudah dalam keadaan sehat. Jika pihak rumah sakit peralatan serta fasilitas medis belum lengkap, harus memberikan rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk menyembuhkan pasien. Prinsipnya pasien pulang dari rumah sakit sudah dalam keadaan sehat, atau pulang dalam keadaan meninggal dunia," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang diduga pemulangan paksa terhadap pasien oleh pihak Rumah Sakit di Grobogan, viral setelah diunggah di media sosial.
Dalam video tersebut digambarkan keluarga pasien mengaku tidak difasilitasi mobil ambulans oleh pihak rumah sakit.
Tayangan itu memperlihatkan beberapa perawat Rumah Sakit Yakkum Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, terlihat sedang mengemasi tempat tidur Asmuri (69) untuk dibawa keluar dari ruang perawatan rumah sakit.
Pasien akhirnya meninggal dunia dalam waktu 24 jam setelah pemulangan paksa dari rumah sakit. Diduga kuat, warga Kedungrejo, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa dipulangkan paksa oleh pihak Rumah Sakit Yakkum Purwodadi.