Pati, Gatra.com - Keluarga Aris Setiya Irawan warga Desa Triguno, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang diketahui sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang berharap, korban pembunuhan di Negeri Sakura bukanlah Aris. Pasalnya, Aris hilang setahun lebih saat bekerja di negara tersebut.
Paman Aris, Wardono mengatakan, Aris berangkat ke Jepang pada tahun 2016 silam. Selama bekerja di sana, Aris selalu rutin memberikan kabar kepada pihak keluarga di tanah air, selama di perantauan. Namun pada akhir Desember 2021, tiba-tiba Aris menghilang.
"Sejak Desember 2021, sudah tidak dihubungi, tak ada kabar. Kami sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan teman-temannya di Jepang, tetapi mereka tidak tahu keberadaannya," ujar Wardono saat ditemui di Pati Kota, Kamis (20/4).
Ia mengaku, sempat melaporkan hilangnya Aris di Jepang kepada pihak Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pati. Hanya saja, keberadaan Aris belum juga diketahui. Hingga tersiar kabar, adanya dugaan pembunuhan di prefektur Fukushima, Jepang, beberapa hari terakhir. Pihaknya berharap, korban pembunuhan bukanlah Aris.
"Harapan kami itu bukan keponakan saya. Harapan kami Aris masih hidup sehat," tutur Wardono.
Dijelaskan, Aris adalah anak semata wayang dari pasangan suami-isteri Endang dan Warso, yang merupakan kakak kandung Wardono.
"Pada 2016 berangkat di LPK (Lembaga Pelatihan Kerja) Jogjakarta di Sleman. Ikut program magang. Pergi ke Jepang ingin mendapatkan penghasilan lebih. Minimal dalam sepekan itu dua-tiga kali telpon. Sering kirim uang setiap dapat gajian dua-tiga bulan sekali dikirimkan ke orangtua," ungkapnya.