Moskwa, Gatra.com - Rusia akan menawarkan persenjataan canggih kepada Korea Utara jika Korea Selatan mulai memasok bantuan militer ke Ukraina. Hal tersebut diutarakan oleh mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.
Medvedev merespons Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol yang mengindikasikan perubahan kebijakan terkait konflik Ukraina dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Rabu (19/4), menjelang kunjungan kenegaraannya ke Amerika Serikat pada pekan mendatang.
“Jika muncul situasi yang tidak dapat ditolerir oleh komunitas internasional, seperti serangan skala besar terhadap warga sipil, pembantaian atau pelanggaran serius terhadap hukum perang, mungkin sulit bagi kami untuk hanya mengedepankan dukungan kemanusiaan atau keuangan,” kata Yoon.
“Mengingat hubungan kami dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perang dan perkembangan di medan perang, kami akan mengambil tindakan yang paling tepat,” tambahnya.
Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, mencatat bahwa Seoul sejauh ini masih menolak untuk memberikan bantuan militer ke Kyiv.
“Saya ingin tahu apa yang akan dikatakan penduduk negara ini [Korea Selatan] ketika mereka melihat contoh terbaru senjata Rusia dimiliki oleh tetangga terdekat mereka, mitra kami dari DPRK [Republik Rakyat Demokratik Korea]?” tulis Medvedev di akun resmi media sosialnya.
Yoon mengatakan kepada Reuters bahwa dia berencana untuk berdiskusi dengan Presiden AS Joe Biden mengenai langkah kedua negara dalam mencapai hasil nyata dalam menghalangi Korea Utara.
Media Korea Selatan mengklaim pekan lalu bahwa negara itu telah mempertimbangkan untuk meminjamkan AS sekitar 500.000 peluru senjata artileri kaliber 155mm. Ukraina dilaporkan sangat membutuhkan amunisi jenis tersebut untuk menghadapi Rusia.
Apabila hal tersebut benar direalisasikan, Kremlin akan menganggap itu sebagai bantuan tidak langsung ke Ukraina dan bentuk provokasi terhadap Rusia.