Jakarta, Gatra.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI melakukan pengawasan rutin khusus pangan Ramadan dan jelang Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, sepanjang 13 Maret-19 April 2023. Pengawasan itu juga dilakukan terhadap takjil atau menu untuk berbuka puasa.
Ketua BPOM RI, Penny K. Lukito mengatakan bahwa pihaknya masih menemukan sejumlah takjil yang berbahaya bagi kesehatan. Meski demikian, jumlah temuan itu terbilang turun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: BPOM Temukan Produk Tak Sesuai Syarat di 28% Sarana Peredaran Pangan
"Dari hasil pengawasan sekitar 8.600 sampel takjil di seluruh Indonesia, sekitar 1,1% saja yang mengandung bahan berbahaya yang dilarang digunakan pada pangan," kata Penny K. Lukito dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/4).
Penny menyebut, bahan berbahaya yang umumnya ditemukan pada sejumlah kecil takjil itu berupa formalin. Tak hanya itu, BPOM juga menemukan ada sederet bahan berbahaya lain yang juga ditemukan pada kandungan takjil itu.
Baca juga: Pakar Sebut BPOM Harus Lakukan Kebijakan Inovasi
"Formalin, rhodamin, boraks, ini masih ada nih. Terutama formalin, masih digunakan di 1,1% dari sejumlah 8.600 sampel tersebut," ujarnya.
Penny pun menyampaikan terima kasih kepada para pedagang takjil pada Ramadan tahun ini, karena telah memahami untuk tidak menjual makanan dengan bahan yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Sebab, pemahaman itu dinilai berkaitan dengan penurunan jumlah temuan takjil dengan bahan berbahaya pada Ramadan tahun ini.