Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi mengimbau masyarakat penerima bantuan sosial (bansos) pangan berupa telur dan ayam agar melapor ke Satgas Pangan Polri apabila mendapat produk berkualitas buruk. Pasalnya, Arief menekankan bahwa bansos yang disalurkan kepada masyarakat harus berkualitas baik.
"Ini (telur) kualitasnya A-plus. Kalau kualitasnya jelek, kembalikan saja," ujar Arief saat melakukan pendistribusian perdana bansos pangan berupa telur dan ayam di Kantor Pos wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu (15/4).
Arief berujar, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas Pangan untuk mengawasi penyaluran bansos pangan kepada masyarakat. Selain untuk memastikan kualitas bansos pangan yang diberikan dalam kondisi baik, Satgas Pangan juga akan bertugas memantau penyaluran bansos tepat sasaran.
"Jadi nanti kalau ada keluhan atau ada yang nakal, tolong sampaikan kepada Satgas Pangan. Silahkan dilaporkan kalau ada yang aneh-aneh," ucap Arief.
Diketahui, bansos protein berupa telur dan daging ayam bakal disalurkan kepada 1,4 juta keluarga rawan stunting (KRS) di seluruh Indonesia. Setiap KRS penerima bansos setiap bulannya akan mendapatkan satu ekor daging ayam beku dengan bobot sekitar 0,9 - 1,1 kilogram dan satu rak telur berisi 10 butir.
"Telur-nya juga bersih, tidak boleh ada kotoran. Tidak boleh ada fesesnya. Jangan nanti kita mau mengentaskan stunting tapi ngasihnya itu malah penyakit. Jadi produknya harus bagus seperti ini," beber Arief.
Dalam pendistribusian bansos, Badan Pangan Nasional bersama ID Food menggandeng perusahaan logistik pelat merah, PT Pos Indonesia. Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal R. Djoemadi menyebut, pihaknya mengerahkan 15.000 pegawai pos dan mitra untuk menyalurkan bansos protein tersebut. Di tahap awal, PT Pos menargetkan bisa menyalurkan bansos protein kepada 78.000 KRS di empat provinsi sebelum lebaran hingga 19 April 2023.
Faizal menjamin penyaluran bansos protein dilakukan tepat sasaran. Adapun alur atau proses pendistribusiannya, PT Pos terlebih dulu mengirimkan undangan pengambilan bansos kepada alamat penerima berdasarkan data dari BKKBN. Dalam undangan tersebut telah ditentukan jadwal pengambilan bansos untuk tiga bulan ke depan melalui QR code.
"Jadi, kalau yang sekarang diambil, QR code pertama discan dan seterusnya. Jadi tidak ada yang mengambil bansos lebih dari tiga kali," sebutnya.
Adapun pengambil bansos akan disesuaikan dengan KTP yang terdaftar sebagai penerima bansos. Selain KTP, penerima juga bisa menggunakan Kartu Keluarga (KK) untuk verifikasi data penerima.
Selain bisa diambil langsung di Kantor Pos, bansos pangan ini juga akan disalurkan melalui komunitas seperti Balai Desa ataupun diantar langsung ke alamat penerima khusus penyandang disabilitas, lansia, dan penerima di wilayah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).