Jakarta, Gatra.com - Fintech P2P Lending Akseleran terus menggelontorkan pinjaman usaha. Secara kumulatif jumlahnya mencapai Rp7,5 triliun lebih hingga minggu pertama April 2023.
Ivan Tambunan, Group CEO & Co-Founder Akseleran, mengatakan sekitar 97% total penyaluran pinjaman diperuntukkan kepada sektor produktif. Khususnya UKM dan sisanya untuk produk lain yang menyasar consumer loan, yaitu employee loan.
Ada sebanyak hampir 5 ribu UKM yang sudah memperoleh pinjaman modal usaha melalui Akseleran. Salah satu dari usaha penerima pinjaman bahkan ada yang berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ivan mengatakan, Akseleran berkomitmen untuk mendukung UKM di Indonesia naik kelas. Karena UKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dari sisi pendanaan, Akseleran mendapat dukungan dari pemberi dana. Ada lebih dari 200 ribu pemberi dana pinjaman perorangan (retail lender) dan belasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) lainnya. “Antara lain perbankan termasuk diantaranya Bank-Bank buku 4,” kata Ivan di Jakarta, (12/04).
Di kuartal I 2023 sendiri, penyaluran pinjaman Akseleran lebih Rp800 miliar, tumbuh 32% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Rata-rata penyaluran pinjaman bulanan, sekitar Rp260 miliar - Rp310 miliar.
Penetrasi penyaluran pinjaman Akseleran menyasar wilayah luar Pulau Jawa. Lebih dari 10% dari total penyaluran pinjaman Akseleran. Seperti di Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Ditopang Produk Pinjaman Karyawan
Ivan mengatakan, pertumbuhan Akseleran sepanjang kuartal I 2023, ditopang produk payroll-backed employee loan. Kontribusinya sekitar 5% penyaluran pinjaman. Selama tiga bulan terakhir, produk pinjaman karyawan itu berhasil tumbuh hingga 121% yoy.
Menurutnya, untuk produk employee loan, Akseleran sudah bekerjasama dengan sebanyak 108 perusahaan. Ivan meyakini pinjaman tersebut akan bertambah terus. “Untuk mendorong pertumbuhan penyaluran pinjaman, Akseleran tidak berhenti memperluas pasarnya,” ujarnya.
Di sisi lain, Akseleran tetap menjaga bisnis pinjaman usaha yang berkelanjutan. Salah satunya dengan menjalankan credit assessment secara prudent. “Melihat kapasitas keuangan dan riwayat kreditnya dari si peminjam seperti apa,” ujarnya.