Jakarta, Gatra.com – Langkah pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan salah satunya lewat meningkatkan daya saing pelaku usaha dalam negeri. Bea Cukai sebagai instansi yang memiliki peran di bidang fasilitator perdagangan dan asistensi industri rutin berdiskusi dengan pelaku usaha lewat kegiatan customs visit customers (CVC).
Kanwil Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat mengadakan CVC ke PT Energi Unggul Persada (EUP) yang berlokasi di Kecamatan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah. PT Energi Unggul Persada merupakan perusahaan yang berorientasi ekspor yang bergerak dalam bidang operasional pengolahan minyak kelapa sawit beserta turunannya (olein/minyak goreng, PFAD, fatty acid, stearin, biodiesel).
“Kunjungan ini bertujuan untuk mengukur dampak ekonomi disekitar perusahaan yang menerima pemberian fasilitas TPB, khususnya bagi masyarakat disekitar Kabupaten Mempawah,” ungkap Hatta Wardhana, Kasubdit Hubungan Masyarakat dan Penyuluhan.
Dalam pertemuan ini ada beberapa poin yang dibahas yaitu, pemberdayaan masyarakat di sekitar perusahaan, bahwa dari 290 pekerja, sekitar 60% merupakan warga lokal sekitar. Diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pelatihan UMKM agar dapat melakukan ekspor melalui perbatasan.
Kemudian dari sisi produksi pabrik sanggup memproduksi sebanyak 1,7 juta ton, namun untuk saat ini masih terkendala suplai bahan baku CPO yang kurang, sehingga produksi tertinggi hanya 1,2 juta ton. Perusahaan juga berharap dapat segera dipindahkannya operasional Pelabuhan Dwikora ke Pelabuhan Kijing sehingga dapat menurunkan biaya transport bahan baku dan dapat mengantisipasi serta mengurangi resiko yang berdampak bagi lingkungan.
Bea Cukai selalu hadir berdampingan serta ikut terjun ke lapangan mendorong ekspor secara berkelanjutan di berbagai daerah dan berharap kegiatan ekspor ini dapat diikuti oleh pelaku usaha lainnya untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian Indonesia.
Masih dalam rangkaian kegiatan CVC, Bea Cukai Kalimantan Bagian Barat juga mengunjungi Pelabuhan Internasional Kijing Pelabuhan Internasional Kijing memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan Ekspor Sumber Daya Alam di Kalimantan Barat, dengan nilai investasi sebesar Rp 5,048 Triliun dengan luas area 200 Ha.
Terminal Kijing berperan dalam mengatasi keterbatasan pelayanan dan permasalahan teknis pada Pelabuhan Dwikora, kemudian dapat mengakomodasi peningkatan pesat permintaan layanan akibat perkembangan industry CPO, bauksit dan industry agro lainnya.
Saat ini masih ada beberapa fasilitas yang masih dalam proses pembangunan, seperti proteksi pada ujung dermaga, pembangunan dermaga baru untuk tugboat dan Kapal Patroli APH, pemasangan jalur penghalang abrasi dan lain-lain.
Terminal Kijing memiliki kapasitas daya tampung sangat besar, sehingga dapat dikatakan sebagai Pelabuhan terbesar di Kalimantan. Tercatat jika sudah beroperasi secara total, dapat menampung Peti Kemas sebanyak 1.950.000 Teus/tahun, curah cair sebanyak 12.180.000 ton/tahun, curah kering sebanyak 15.000.000 ton/tahun, dan multipurpose sebanyak 1.000.000 ton/tahun.
Diharapkan dengan telah diresmikan dan beroperasinya Terminal Kijing ini dapat menarik perusahaan lain untuk gabung dan beroperasi, namun tidak lupa juga beberapa hal yang harus diperhatikan seperti kebutuhan air bersih, pemberdayaan tenaga kerja lokal, dan hal lainnya.
"Bea Cukai selalu hadir berdampingan serta ikut terjun ke lapangan mendorong ekspor secara berkelanjutan di berbagai daerah dan berharap kegiatan ekspor ini dapat diikuti oleh pelaku usaha lainnya untuk bersama-sama meningkatkan perekonomian Indonesia,” pungkas Hatta.