Washington, Gatra.com - Pemerintah Amerika Serikat menyelidiki asal usul kebocoran dokumen super rahasia yang mengungkap kondisi perang Ukraina. Dokumen itu juga menyingkap kegiatan mata-mata AS terhadap sekutu-sekutunya.
Dokumen beredar di media sosial sejak Maret lalu. Laman NBCNews yang menerima dokumen itu menilai skala kebocoran ini setara dengan yang terjadi pada 2013 ketika Snowden mengirim ribuan dokumen ke media yang mengungkap praktek mata-mata elektronik yang dilakukan pemerintah AS. Bedanya, dokumen yang bocor tahun ini tidak sampai ribuan lembar. NBC menerima sekitar 50 lembar dokumen, yang sebagian diklasifikasi 'top secret', kategori tertinggi dalam kerahasian. Seberap besar dampak dari kebocoran ini masih belum terukur.
Kebocoran itu juga akan menimbulkan pertanyaan baru di antara sekutu AS tentang apakah Washington dapat dipercaya dengan informasi rahasia. Masih belum jelas apakah kebocoran tersebut merupakan hasil peretasan oleh musuh asing atau apakah pengungkapan tersebut berasal dari dalam pemerintah AS atau melalui sekutu AS dengan akses ke pelaporan intelijen Amerika.
Berikut beberapa aspek penting yang muncul dari dokumen-dokumen itu:
1. Tentara swasta Rusia Grup Wagner berusaha membeli senjata dari Turki (anggota NATO) dan Mali. Mereka juga mempertimbangkan untuk merekrut lebih banyak narapidana yang dikirim berperang di Ukraina.
2. Beberapa dokumen berisi foto satelit yang memperlihatkan dampak kerusakan akibat serangan Ukraina pada Februari. Salah satu serangan menyebabkan "kerusakan parah" dan dilakukan dengan bantuan intelijen AS.
3. Pertempuran di wilayah Donbas timur Ukraina kemungkinan besar menuju "kebuntuan" (perang berkepanjangan) hingga tahun 2023, melelahkan unit-unit Rusia berdasarkan analisis intelijen the National Reconnaissance Office dan citra satelit komersial.
4. Terungkap juga mengapa bom canggih Ukraina gagal bekerja seperti yang diharapkan. Analisa ahli, bom yang dilengkapi dengan sistem panduan buatan AS (Joint Direct Attack Munitions/JDAM) bermasalah dengan sinyal GPS, kemungkinan karena electronic jamming dari Russia. Faktor lain sekering bom ditangani dengan benar.
5. Sebuah dokumen tertanggal 28 Februari menilai “jalan” bagi Israel untuk memberikan “bantuan mematikan” ke Ukraina. Ditandai "rahasia", dokumen itu juga menunjukkan senjata Israel apa yang dapat ditransfer ke Ukraina, seperti yang setara dengan Javelin Israel dan sistem rudal lainnya. Analisis tersebut mengatakan skenario “paling masuk akal” adalah bahwa Yerusalem mengadopsi model Turki di bawah tekanan AS. Seperti Ankara, itu berarti bahwa Israel “menjual sistem pertahanan yang mematikan atau menyediakannya melalui entitas pihak ketiga” sambil secara terbuka mengadvokasi perdamaian dan “menawarkan untuk menjadi tuan rumah upaya mediasi.” Skenario alternatif mempertimbangkan bagaimana dukungan Moskow terhadap program militer Iran atau upaya proksi di Suriah dapat mendorong Israel untuk memberikan “bantuan mematikan” kepada Ukraina.
6. Korea Selatan khawatir pasokan peluru artileri ke Amerika Serikat untuk mengisi kembali stok di Amerika akan berakhir di Ukraina, menurut dokumen yang mengutip sinyal intelijen.
7. Pimpinan dinas intelijen asing Mossad Israel mendorong stafnya untuk mengambil bagian dalam protes anti-pemerintah yang melanda Israel. Israel mengeluarkan pernyataan yang dengan keras menyangkal pernyataan tersebut ketika pertama kali dilaporkan.
Terungkap juga jika Amerika Serikat menggunakan teknik penyadapan elektronik sebagai tulang punggung pengumpulan informasi. Seorang mantan pejabat intelijen AS mengatakan terungkapnya dokumen ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan jika Moskow dapat memutus sumber informasi tersebut.
Baik Pentagon dan Departemen Kehakiman mengumumkan penyelidikan atas kebocoran tersebut pada hari Jumat. Masih belum jelas bagaimana kumpulan dokumen itu berakhir di berbagai situs media sosial.