Jakarta, Gatra.com - PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) mencatat laba bersih sepanjang 2022 sebesar Rp675 miliar. Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko WSBP, Asep Mudzakir menyebut capaian itu ditopang dari pendapatan usaha WSBP sebesar Rp2,06 Triliun atau tumbuh 49 persen dibandingkan capaian tahun 2021
Adapun secara rinci, laba bersih korporasi disumbang dari lini bisnis utama WSBP yaitu precast sebesar 40,3 persen, Readymix 19,9 persen dan jasa konstruksi 39,8 persen
"Meski dihadapkan pada proses restrukturisasi dan gejolak perekonomian global, WSBP dapat terus menjaga tingkat profitabilitas secara berkelanjutan," ujar Asep dalam keterangannya, Senin (10/4).
Diketahui, pada 2022 WSBP telah menyelesaikan proses restrukturisasi keuangan melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Asep membeberkan saat ini korporasi fokus pada penyelesaian seluruh kewajiban kepada para krediturnya sesuai dengan skema homologasi.
Baca juga: Waskita Precast (WSBP) Mulai Bayar Utang Kreditur Akhir Maret 2023 Nanti
Hal itu dibuktikan dengan catatan kas bersih dari aktivitas operasi positif sebesar Rp151 Miliar pada 2022. Menurutnya, nilai kas bersih itu tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya peningkatan penerimaan pembayaran piutang pelanggan di tahun 2022.
"Salah satu strategi utama WSBP adalah peningkatan rasio Turnover piutang," jelas Asep.
Adapun total aset WSBP per 31 Desember 2022, kata Asep mencapai Rp5,96 triliun dengan pertumbuhan rasio Return of Asset WSBP sebesar 11 persen. WSBP juga membukukan Laba Kotor sebesar Rp304 Miliar dengan Gross Profit Margin 14,75 persen
Asep berujar bahwa perusahaan memproyeksikan pendapatan usaha tahun 2023 akan tumbuh sekitar 10-15 persen dan nilai kontrak baru ditargetkan meningkat sekitar 100-150 persen.
"Kedepannya WSBP akan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengikuti tender proyek baru dan akan melakukan asesmen sumber pendanaan pemilik proyek, hal ini dilakukan sebagai mitigasi risiko piutang macet," imbuh Asep.
Baca juga: Waskita Karya Optimis Nilai Kontrak Baru Capai Rp25 Triliun di 2022