Jakarta, Gatra.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) buka suara soal rekaman suara dari penyelidik dan penyidik KPK yang viral di media sosial saat berdiskusi dengan Pimpinan KPK Firli Bahuri beberapa waktu lalu.
“Betul pada Selasa (4/4) telah bertemu dan membuka ruang diskusi bersama segenap pegawai yang bersumber dari Polri,” ujar Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam keterangan resminya Minggu (9/4).
Menurut Ali, audiensi ini dilakukan untuk meluruskan dinamika informasi yang berkembang baik di internal maupun eksternal dan dimaksudkan agar pemberantasan korupsi tetap dapat dilaksanakan secara efektif & efisien, bersama masyarakat guna memberikan kontribusi yang optimal bagi bangsa dan negara.
Baca juga: Sengkarut Pemberhentian Endar, Alexander Marwata: KPK Bukan Lembaga Subordinasi Polri
Ali Fikri menjelaskan bahwa hingga kini pihaknya terus melakukan penguatan soliditas internal dan sinergi dengan seluruh elemen masyarakat.
“Kami akan terus melakukan penguatan soliditas. Kami akan terus melakukan penguatan soliditas internal dan sinergi dengan seluruh elemen masyarakat agar memastikan pemberantasan korupsi tetap dapat kita lakukan bersama,” pungkasnya.
Sebelumnya, akun twitter @dimdim0783 mengunggah rekaman suara yang berisikan dialog yang terjadi antara Firli Bahuri dan Penyelidik dan Penyidik KPK dari Polri pada Minggu (9/4).
“Seluruh pegawai dipaksa untuk mengikuti perintah tunggal yang dia keluarkan. Akhirnya pegawai memutuskan untuk walk out seperti yang telah diberitakan sebelumnya," cuit @dimdim0783, Minggu (9/4).
Baca juga: Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Tepis Endar Priantoro Diberhentikan Firli Bahuri
Berikut adalah isi dari rekaman suara yang diunggah akun @dimdim0783:
Firli Bahuri: Saya mohon maaf saya tidak memberi kesempatan untuk bicara, tapi yang pasti, saya titip itu saja, tolong ya, jangan bersumber dari kita. Baik terima kasih. Saya akhiri Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pegawai: Mohon izin, pak Ketua.
Firli: Ya.
Pegawai: Siap, mohon izin, terima kasih.
Firli: Mau menyampaikan enggak?
Pegawai: Siap.
Firli: Monggo silakan.
Pegawai: Saya mewakili rekan-rekan dari penindakan, penyidikan-penyelidikan PNYD Polri, terima kasih Bapak, Bapak sudah banyak memberikan banyak arahan, sejak 2018-2017 Bapak di sini. Bapak sudah mendampingi kami sebagai Deputi kemudian sampai menjadi Ketua KPK. Hanya saja, menurut kami Bapak, jadi Bapak perlu membuat statement bahwa ini memang surat yang Bapak kirimkan pengembalian pak Endar, kami sangat berharap Bapak bahwa pak Endar tetap di sini.
Kami berharap semuanya, baik penyidik maupun penyelidik berharap pak Endar tetap menjadi Direktur Penyelidikan dan melaksanakan tugas-tugasnya seperti biasa, seperti itu. Kalau memang Bapak tetap mengeluarkan surat pengembalian pak Endar dan pak Endar tidak boleh atau tidak berkesempatan untuk berdinas lagi di sini, mohon maaf, Bapak, kami selalu junior Bapak, mohon maaf sekali Bapak, kami walk out untuk sekarang ini Bapak. Kami keluar dari forum ini, dari ruangan ini. Dan mohon maaf Bapak, kami atas perintah Bapak kami melanggar.
Firli: Silakan duduk. Terima kasih.
Pegawai: Siap, izin rekan-rekan [menyerukan terhadap rekan pegawai lain untuk keluar ruangan].
Firli: Ntar dulu, ntar dulu. Saya tahu Anda, Anda tahu saya, bukan baru lahir saya. Makanya tadi saya sudah sampaikan, keputusan ini adalah bukan keputusan sendiri, paham ya? Paham? Harus dipahami dulu. Ini bukan urusan pribadi. Enggak ada. Saya sudah sampaikan berkali-kali bahwa enggak ada sama sekali. Jangan dibawa, tidak ada konflik bagi saya, mohon maaf. Saya tidak ada konflik pribadi dengan adik-adik saya, itu. Paham Wicklief?
Pegawai: Siap.
Firli: Itu dulu, itu dulu...
Pegawai: Kan, tadi, keluar saja, kami WO, jenderal...
Firli: Duduk dulu, dong [suara Firli meninggi].
Pegawai: Sepertinya tidak ada arahan ini.
Firli: Bukan. Ini belum selesai!
Pegawai: Siap, jenderal.
Firli: Duduk! Duduk!