Home Olahraga Dukungan dan Harapan Besar bagi Zakaria Menuju SOWSG Berlin

Dukungan dan Harapan Besar bagi Zakaria Menuju SOWSG Berlin

Mataram, Gatra.com - Kontingen Indonesia ke Special Olympics World Summer Games (SOWSG) Berlin 2023 akan diperkuat Zakaria seorang pelajari jarak pendek asal Provinsi Nusatenggara Barat. Tanggal 11 Juni, Zaki, demikian ia biasa di sapa, akan berangkat bersama 3 pelari lain: Dewangga Kanahaya Iskandar asal Jawa Barat, Agusdina Tefamnas Nusatenggara Timur dan Frety Zinta Melia asal Lampung.

Keempat pelari itu akan mengikuti nomor-nomor jarak pendek berdasarkan sistem divisioning. Selain itu mereka juga dijadwalkan ikut serta dalam nomor estafet campuran empat pelari putra dan putri. Zaki akan berada diproyeksikan ikut serta di kelompok divisi 1.

Zaki mampu berlari lebih baik lagi semenjak menjalani pelatnas fase desentralisasi yang mulai bergulir November 2023. Bila Zaki mencatat waktu 54:00 untuk nomor 400 meter, kini rata-rata waktunya adalah 52:12 detik, sedangkan untuk 100 meter waktu terbaiknya 12:44 detik sebelumnya 112:46 detik

Setelah menerima SK PP SOIna, Oktober 2022, keterpilihannya menjadi anggota kontingen, pemuda kelahiran 2 Januari 1996 Kadindi, Kabupaten Dompu itu mesti berpisah dengan keluarga. Dia mendapatkan fasilitas tempat tinggal di mess Komplek Gedung Olahraga 17 Desember Turida , Mataram. Di sana sehari-hari Zaki tekun berlatih di bawah asuhan pelatih Balkis Ratu Nurul Laela Esser.

Dukungan agar siap berlatih dari Pemerintah Provinsi NTB cukup besar. Tak cuma fasilitas penginapan yang didapat Zaki,namun juga soal makanan sesuai kebutuhan atlet tersedia. Sarana pendukung seperti sepatu khusus pelari pun tersedia untuk tiga jenis yakni sepatu running, jogging serta spike. “Agar bisa cocok bagi pelajari, butuh waktu penyesuaian di kaki setidaknya 1,5 bulan,” ujar Balkis.

Sepatu pelari tidak seperti sepatu yang biasa dikenakan sehari-hari karena di bagian depan terdapat paku-paku. Telapak kaki pelari mesti menyesuaikan agar bisa mendapatkan kenyamanan. 

Harga untuk ketiga jenis sepatu itu setidaknya Rp 10 juta, tergantung merek yang dipilih. Untuk jenis spikes merk Mizuni, misalnya, dijual pada rentang harga Rp 3 hingga 6 juta.. Masing-masing jenis butuh sepasang.

Melatih atlet disabilitas tidak sulit

Atlet disabilitas Zakaria, bersama Pelatih Balkis Ratu Nurul (GATRA/SOina)

Zaki datang ke tempat latihan sebagai atlet yang telah menguasai teknis dasar berlari selain itu dia juga telah menguasai menggunakan peralatan berlatih dengan baik. Kemampuan itu diraih berkat latihan bertahun-tahun di bawah arahan I Komang Budhagama. “Tugas saya tinggal memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ada,” ujar Balkis, kepada Gatra.com, Sabtu, (8/4). 

Melatih Zaki yang mempunyai intelegensia 69 tidak terlalu sulit bagi Balkis. Instruksi dan aturan perlombaan yang diajarkan cukup cepat dipahami. Atlet dengan intelegensia yang lebih rendah biasanya butuh pengulangan berkali-kali agar tidak mudah lupa. Meski demikian Zaki pun seperti disbilitas intelektual lain perlu selalu diingatkan.

Zaki bukan atlet disabilitas intelektual pertama asal NTB yang berkesempatan ikut serta. Sebelumnya, provinsi ini pernah diwakili oleh Sistyawati asal Mataram di SOWSG di Shanghai 2007. Kemudian Agus Wiranata ikut serta di SOWSG di Athena Yunani 2011. Agus meraih dua medali perak dan satu perunggu, dia ikut berlomba di nomor lari 100 meter, 200 meter dan 400 meter.

Sesuai semangat Special Olympics yang memberi kesempatan merata kepada atlet bertalenta khusus, atlet yang sudah pernah ikut tidak akan dipilih lagi untuk ajang serupa. Zaki dan para atlet lain dipilih oleh semua tim khusus yang dibentuk PP SOina berdasarkan sejumlah pertimbangan. Selamat berjuang!

316