Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan rencana impor beras 2 juta ton dilakukan sebagai antisipasi musim kering panjang. Jokowi menyebut tahun ini diprediksi akan ada fenomena El-Nino di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
"Itu (impor) untuk cadangan Bulog. Jangan sampai nanti pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras ke Thailand, ke Vietnam, ke India, ke Pakistan barangnya tidak ada," ujar Jokowi usai kunjungan ke petani padi di Tuban, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (6/4).
Kendati Jokowi menekankan bahwa impor beras dilakukan secara bertahap. Selain itu, ia memastikan kedatangan beras impor dari luar negeri tidak akan mengganggu harga gabah petani.
Baca juga: 87,8 Ton Beras Bansos Mulai Dibagikan di Jakarta, Buwas: Kualitas Premium Tanpa Kutu
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan beras impor akan didatangkan bila terjadi keterlambatan produksi atau produksi tidak memadai. Adapun ia menyebut beras-beras impor kemungkinan akan dibeli dari sejumlah negara di Asia.
"Ada Myanmar, Vietnam, Thailand, Pakistan dan India," ungkap Buwas saat ditemui di Gudang Bulog Kelapa Gading, Kamis (6/4).
Buwas menyebut meskipun izin impor dua juta ton telah disetujui, namun Bulog belum mengikat kontrak dengan negara sumber impor beras.
"Kita enggak bisa kontrak sebanyak itu, artinya bertahap. Umpamanya bulan depan butuh 100 ribu ton, ya kita datangkan 10 ribu ton," jelasnya.
Baca juga: Panen Raya, BPS sebut Harga Beras Mulai Turun di 29 Kota
Adapun perkiraan waktu untuk mendatangkan beras impor ke RI, kata Bulog tergantung jarak negara sumber impor. Perjalanan beras dari India dan Pakistan ke Indonesia misalnya, diprediksi membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Selain itu, Buwas mengatakan pihaknya juga perlu melakukan survei beras impor langsung ke negara asalnya.
"Impor juga tergantung dari kesiapan negara itu. Kita juga akan kirim (orang) untuk survei, jangan sampai sini, ini (beras) enggak sesuai dengan kualitas. Ini (impor) prosesnya tidak mudah," imbuh Buwas.