Semarang, Gatra.com - Ada yang berbeda di Dies Natalis ke 53 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang kali ini dengan perayaan tahun sebelumnya.
Seluruh hadirin dalam acara Sidang Senat Terbuka menyemarakkan perayaan Dies Natalis dengan menggunakan pakaian adat nusantara. Seluruh hadirin menampilkan kreatifitasnya dalam menggunakan busana adat.
Tidak hanya itu, selaras dengan “Berdaya Membangun Karya” turut ditampilkan pula tarian kolosal nusantara yang dibawakan oleh Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini(PIAUD) UIN Walisongo. Lantunan Gending Gamelan Jawa juga megiringi acara Dies Natalis UIN Walisongo Semarang. Kegiatan ditutup dengan apresiasi kepada hadirin dengan busana adat terbaik.
Baca Juga: Percepat Pendirian Fakultas Kedokteran, UIN Walisongo Gandeng Perguruan Tinggi Pembina
Puncak acara Dies Natalis adalah sidang senat terbuka yang dilaksanakan pada Kamis ( 6/4) di Gedung Prof.Tgk. Ismail Ya’qub Auditorium 2 Kampus 3. Acara diikuti oleh seluruh civitas akademika UIN Walisongo. Kegiatan ini diikuti oleh 800 hadirin yang mengikuti sidang senat terbuka, mulai dari civitas akademika UIN Walisongo dan tamu undangan.
Turut hadir pula Rektor UIN Salatiga, Rektor UIN Saifudin Zuhri Purwokerto, Rektor UIN K.H. Abdurahman Wahid Pekalongan, dan Rektor IAIN Kudus, Mitra UIN Walisongo, Pimpinan Organisasi Masyarakat dan Jurnalis. Turut hadir pula perwakilan keluarga dari Rektor UIN Walisongo sebelumnya.
Acara dibuka dengan penyampaian Laporan Rektor yang disampaikan langsung oleh Prof.Dr. Imam Taufiq,M.Ag. Imam menjelaskan, tema Dies tahun ini adalah “Berdaya Membangun Karya”.
“Tema Berdaya Membangun Karya mensyaratkan karya kita bersama dan dedikasi kita semua. Perayaan ini menggambarkan semangat untuk overview potensi untuk karya nyata yang lebih baik,” ujar Imam.
Sidang senat terbuka, jelasnya, merupakan pucak acara. Sebelumnya sudah dilakukan beberapa kegiatan mulai dari sisi akademik, olahraga, sampai spiritual ziarah ke-53 Wali dan Auliya sebagai bentuk hikmad UIN Walisongo.
“Berdaya membangun Karya adalah rekognisi dan capaian kita bersama dari mahasiswa, dosen, seluruh civitas akademika yang kita dedikasikan untuk Indonesia,” jelasnya.
Capaian UIN Walisongo, lanjutnya, dengan pengukuhan Guru Besar, pencapaian akreditasi Unggul di beberapa program studi, jurnal Psikohumaniora yang sudah terindeks scopus. Di bidang internasional beberapa kegiatan seperti Konferensi Ulama Perempuan Indonesia(KUPI) dan Halal 20.
UIN Walisongo juga menjadi kampus yang informatif peringkat pertama PTKIN. Halal Center yang membantu UMKM di Jawa Tengah. Peminat UIN Walisongo juga mengalami kenaikan yang signifikan, jumlah calon mahasiswa yang mendaftarkan di UIN walisongo sebanyak 85.000 untuk 5.700 kuota. “Tentunya ini kerja kita bersama,” terangnya.
Acara dilanjutkan dengan Pidato Akademik disampaikan oleh Dr. Andi Fadlan,S.Si.,M.Sc. tentang “Tantangan dan Strategi Pengembangan Kreativitas di Perguruan Tinggi”. Harapannya agar UIN Walisongo bisa semakin kreatif dalam mengembangkan kampusnya.
Kampus diharapkan juga bisa meningkatkan mutu dan kualitasnya agar bisa lebih baik dan selalu berupaya untuk meningkatkan mutunya.
Disampaikan pula Orasi ilmiah oleh Prof.Dr. Ahmad Zainul Hamdi,M.Ag. yang merupakan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag RI dengan judul “Reinventing The Islamic Higher Educations: Penguatan Mutu dan Daya Saing PTKIN untuk Pendidikan Berkelanjutan.”